Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat di awal pekan ini. Kemarin (6/3), di pasar spot, kurs rupiah menguat 0,25% jadi Rp 13.350 per dollar Amerika Serikat (AS) dibanding hari sebelumnya. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) naik tipis, yakni 0,08% menjadi Rp 13.364 per dollar AS.
Analis Riset Treasury Bank Negara Indonesia Nurdiyanto bilang, rupiah menguat berkat aksi ambil untung terhadap dollar AS yang dilakukan pelaku pasar, setelah dollar AS naik tinggi pekan lalu. Bargain hunting ini tidak hanya terjadi pada rupiah, tapi juga mata uang Asia lainnya.
Selain itu, pelaku pasar juga tengah berhati-hati melihat perkembangan rencana kenaikan suku bunga AS, pasca pidato Yellen. "Kini pasar memantau setiap data AS yang akan rilis," kata Nurdiyanto.
Dalam pidatonya pekan lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen bilang akan memantau data tenaga kerja dan inflasi sebelum menetapkan suku bunga. "Jadi faktor penentu baru akan terlihat akhir pekan ini," jelas Putu Agus Pransuamitra, Research & Analyst Monex Investindo Futures. Karena pelaku pasar masih wait and see, dollar AS masih berpotensi tertekan.
Karena itu, Nurdiyanto memprediksi hari ini rupiah masih menguat. Tapi dengan catatan, angka cadangan devisa Februari yang bakal dirilis positif. "Dengan data ekonomi dalam negeri yang memuaskan pasar, maka belum ada alasan bagi rupiah untuk melemah," papar Nurdiyanto.
Putu bahkan menganalisa rupiah masih bisa lanjut menguat hingga pertengahan pekan ini. Pasalnya, data penting AS baru akan dirilis pertengahan pekan ini.
Putu memprediksi, hari ini rupiah akan menguat terbatas dan bergerak di kisaran Rp 13.290-Rp 13.400 per dollar AS. Sedang hitungan Nurdiyanto, rupiah akan bergerak antara Rp 13.250-Rp 13.380 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News