Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
Di saat bersaman, Nanang mengatakan perburuan dolar kian meningkat karena serangkaian data ketenagakerjaan Amerika pasca rilis data NFP yang melonjak 254.000 dan angka tingkat pengangguran yang menyusut pada 4.1%.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan terkait laporan ketenagakerjaan AS yang membaik tersebut mendorong banyak kalangan berekspektasi bahwa ruang pelonggaran pemotongan suku bunga global pada pertemuan November akan berkurang dengan skala pemangkasan menjadi hanya 25 basis poin.
"Pengurangan sebesar 25 basis poin dianggap hampir pasti, dengan para pedagang juga melihat peluang kecil bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah," jelas Ibrahim.
Selain itu, laporan pada hari ini Senin (7/10) mengatakan roket Hizbullah telah menghantam kota terbesar ketiga di Israel, Haifa.
Baca Juga: Ada Pembayaran Utang Pemerintah, Cadangan Devisa Indonesia Turun Pada September 2024
Sebelumnya Israel menyerang target Hizbullah di Lebanon dan Jalur Gaza pada hari Minggu, beberapa hari setelah Iran melancarkan serangan rudal skala besar terhadap Israel atas aktivitasnya terhadap Hizbullah dan Hamas.
Kemudian Israel sedang mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas produksi minyak Iran. Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan minyak dan menandai eskalasi drastis dalam konflik tersebut.
Menurut Nanang, rupiah esok hari, Selasa (8/10) masih akan dibayangi aksi jual di area psikologis 15.700 per dolar AS, bahkan bisa saja melanjutkan ruang pelemahan ke level 15.758 per dolar AS.
Ibraham juga sepakat rupiah akan ditutup melemah untuk perdagangan besok. Menurut Ibrahim ruliah besok (8/10) akan berada pada kisaran Rp 15.670 - Rp 15.780 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News