Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kurs mata uang Garuda terus mengangkasa. Pelaku pasar sudah mulai mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed, sementara kondisi dalam negeri stabil.
Kemarin (7/12), kurs rupiah menguat 0,27% ke Rp 13.333 per dollar AS. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menguat 0,5% menjadi Rp 13.336 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual menilai, rupiah bisa bertahan menguat lantaran pelaku pasar sudah menyesuaikan diri dengan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. "Secara keseluruhan, investor mulai rebalancing," ujar dia.
Dari dalam negeri, suhu politik cukup stabil sejak aksi damai 2 Desember. Ini membuat investor semakin yakin. Faktor domestik lain yang mendukung rupiah adalah masuknya dana repatriasi dari program amnesti pajak serta rencana pemerintah melakukan pre-funding dalam dollar AS.
Analis Garuda Berjangka Sri Wahyudi menambahkan, minimnya data baru AS membuat pelaku pasar melakukan profit taking pada USD. "Fokus pasar saat ini justru ke kebijakan bank sentral Eropa," papar dia.
Pelaku pasar kini menanti kebijakan moneter bank sentral Eropa, termasuk soal stimulus moneter, yang akan diumumkan malam ini.
Wahyudi memprediksi rupiah hari ini (8/12) bisa menguat dan bergerak di kisaran Rp 13.320-Rp 13.370 per dollar AS. David juga memperkirakan rupiah menguat dan bergerak di kisaran Rp 13.300-Rp 13.400 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
