Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerugian menahun yang dialami PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akhirnya berakhir. Setelah sejumlah upaya restrukturisasi bisnis dan utang yang dilakukan, perusahaan ini kembali mencetak keuntugan.
Sepanjang semester pertama tahun ini, laba bersih BNBR tercatat Rp 222,68 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, BNBR masih mencatatkan rugi bersih Rp 1,06 triliun.
Pencapaian tersebut bisa terealisasi setelah BNBR membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 7% menjadi Rp 1,71 triliun dari sebelumnya Rp 1,59 triliun.
Baca Juga: Generasi Ketiga Keluarga Bakrie Memegang Kendali Bakrie and Brothers
Pada saat yang bersamaan, BNBR juga melakukan sejumlah efisiensi. Ini tercermin dari beban pokoknya yang mengalami penurunan sebesar 5% menjadi Rp 1,32 triliun.
Alhasil, laba kotor yang diterima BNBR sebesar Rp 395,43 miliar. Angka ini naik 14% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 345,33 miliar.
Efisiensi juga tercermin dari beban usaha yang mengalami penurunan sebesar 1% menjadi Rp 257,35 miliar.
Sisi laba BNBR kian terkerek buah dari restrukturisasi utang yang beberapa waktu lalu gencar dilakukan oleh perusahaan. Restrukturisasi yang banyak dilancarkan melalui konversi utang ke saham tersebut membuat beban bunga dan keuangan terpangkas 73% menjadi hanya Rp 82,28 miliar dari sebelumnya Rp 304,6 miliar.
Baca Juga: Bakrie Brothers (BNBR) siapkan IPO anak usaha di kuartal I 2020
Kinerja keuangan BNBR juga terbantu oleh keuntungan selisih kurs Rp 27,58 miliar. Bandingkan dengan semester pertama tahun lalu ketika BNBR menanggung kerugian kurs mata uang asing hingga Rp 600,52 miliar.
Anindya Novyan Bakrie, Direktur Utama BNBR mengatakan, kinerja keuangan BNBR yang akhirnya keluar dari kerugian sejak 2012 ini tak lepas dari performa unit usaha yang menampilkan performa lebih baik dibanding periode sebelumnya.
Salah satunya, unit produksi pipa baja, PT Bakrie Pipe Industries (BPI) yang mampu mencatat kenaikan pendapatan 21% menjadi Rp 978 miliar dari sebelumnya Rp 803 miliar. "Ini terjadi karena ada sejumlah proyek multiyears dan sejumlah proyek baru baik di luar atau dalam sektor minyak dan gas<" ujar Anindya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Baca Juga: Putra mahkota Bakrie pimpin Bakrie & Brothers (BNBR)
BPI saat ini mendapatkan sejumlah proyek minyak dan gas (migas) baru, antara lain pengadaan pipa untuk Saka Energy di wilayah Jawa Timur dan proyek Pembangkit Jawa I (IPP Jawa I). Proyek ini sudah bergulir sejak akhir 2017 dan tuntas pada semester I 2019.
Sementara itu, di sektor non migas, tahun ini BPI kembali memenangkan tender proyek PLN untuk pengadaan tiang listrik. “Proyek pengadaan tiang listrik senilai Rp 400 miliar ini didapatkan kembali oleh perusahaan selama dua tahun berturut-turut.
Baca Juga: Kembangkan bus listrik, Bakrie & Brothers berharap pada Perpres Kendaraan Listrik
Anindya menambahkan, performa tersebut juga berbuah lebih optimal seiring dengan konversi sebagian utang. "Turunnya beban bunga merupakan bukti buah keberhasilan restrukturisasi keuangan beberapa tahun terakhir," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News