kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risk tolerance investor rendah


Senin, 08 Februari 2016 / 13:36 WIB
Risk tolerance investor rendah


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Capaian kinerja IHSG yang positif pada pekan lalu dan akhir Januari 2016 banyak diwarnai dengan risiko investasi .

IHSG pada pekan lalu menunjukkan kinerja yang positif dengan mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 1,4%.

Selain tiu, pihak asing melakukan posisi net buy saham sekitar Rp 412,16 miliar dan average volume mencapai 2,37 miliar.

Selain itu, kepemilikan asing di SBN hingga 3 Februari 2016 lalu, te;ah mencapai Rp 586 triliun atau meningkat 1,3% dari akhir Januari yang mencatat Rp 578 triliun.

Sementara itu, 10 years government bond yield kemarin menunjukkan penurunan sebesar 15,4 basis poin dari yield akhir pekan lalu (29/1) sebesar 8,26% yang merupakan terendah sejak Mei tahun lalu.

Hendra Martono, alias Hok Hwan, Director Head Brokerage Henan Putihrai Securities mengatakan bahwa tingkat risk tolerance investor saat ini masih tergolong rendah.

Investor ramai-ramai memindahkan portofolionya atau mengalokasikan dananya ke instrumen yang rendah risiko.

"Kami melihat tren tersebut masih akan berlanjut sebelum adanya indikasi pertumbuhan pada sektor riil seperti peningkatan penyaluran kredit, realisasi belanja modal dan pertumbuhan pada sektor properti," ujarnya dalam Weekly Climate, Sabtu (6/2).

Dari dalam negeri, risiko investasi masih cenderung tinggi pada perdagangan akhir bulan lalu.

Namun ada penurunan risiko investasi global masih rendah, hal ini sejalan dengan meningkatnya spkeulasi mengenai suku bunga The Fed yang berdasarkan data mengenai deflasi memberikan prediksi Dovish.

"The Fed belum memberikan indikasi yang jelas mengenai penyesuaian Fed Fund Rate di bulan Maret, tapi beberapa pernyataan mengenai tekanan deflasi dan penurunan harga minyak memberikan sinyal dovish," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×