kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risk-off mengangkat harga emas dunia mencapai level tertinggi dalam delapan tahun


Selasa, 14 April 2020 / 15:37 WIB
Risk-off mengangkat harga emas dunia mencapai level tertinggi dalam delapan tahun
ILUSTRASI. Harga emas naik dalam empat hari berturut-turut ke US$ 1.722 per ons troi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas dunia saat ini tengah mengilap. Setelah pada sepekan lalu berhasil menguat 4,45% secara mingguan, harga si kuning terpantau melanjutkan kenaikan dalam empat hari perdagangan berturut-turut.

Merujuk Bloomberg, harga emas spot pada pukul 15.30 WIB berada di level US$ 1.722,49 per ons troi, menguat 0,42% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin. Level emas saat ini merupakan yang tertinggi sejak 30 November 2012 silam.

Baca Juga: Harga emas diproyeksikan tetap bullish meski rawan koreksi

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menjelaskan, penguatan harga emas dunia tidak terlepas dari kembali meningkatnya permintaan safe haven. Setelah beberapa waktu lalu sempat ditinggalkan karena investor lebih memilih uang tunai, perkembangan terbaru terkait pandemi corona membuat emas kembali dilirik.

“Pamor emas semakin meningkat setelah The Fed kembali menggelontorkan stimulus sebesar US$ 2,3 triliun. Kebijakan ini melengkapi stimulus sebelumnya, yang kemudian mengangkat harga emas ke level tertinggi 8 tahun sekaligus melemahkan the greenback,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Alwi menambahkan, keputusan tersebut diambil The Fed seiring dengan angka klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang kembali melonjak 6,6 juta pada minggu lalu. Dalam dua pekan terakhir, terakhir jumlah orang yang tidak bekerja di AS mencapai 17 juta.

Baca Juga: Harga emas melanjutkan penguatan 0,59% ke level 1.723,20

Sementara Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyebut, adanya sentimen pengalihan risk-off ini sebenarnya membuat kenaikan harga emas rawan terkoreksi. Pasalnya level saat ini sudah mencapai level equivalent atau sama dengan harga tinggi sebelumnya.

“Ini akan membuat sebagian buyer merasa harga terlalu tinggi sehingga tidak layak untuk dibeli dan potensi terkoreksi. Secara umum harga emas memang masih bullish, hanya saja rentan terhadap koreksi,” terang Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×