kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,91   -17,61   -1.88%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas diproyeksikan tetap bullish meski rawan koreksi


Selasa, 14 April 2020 / 12:55 WIB
Harga emas diproyeksikan tetap bullish meski rawan koreksi
ILUSTRASI. Harga emas dunia kembali turun: Proses pembuatan emas batangan di Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian(UBPP) Logam Mulia (LM) PT. Antam Tbk (ANTM), Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (11/6). H


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren positif emas dunia diperkirakan masih akan berlanjut. Mengutip Bloomberg, pada pukul 12.30 WIB, harga emas spot berada di level US$ 1.714,45 per ons troi. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

Mengkilapnya si kuning tidak terlepas dari sentimen risk-off setelah The Fed kembali meluncurkan stimulus sebesar US$ 2,3 triliun. Kebijakan tersebut diambil setelah data jobless claims AS yang kembali melonjak 6,6 juta pada minggu lalu.

Baca Juga: Harga emas di pasar spot menguat ke 1.714,76 per ons troi jelang tengah hari

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyebut kendati berada dalam tren positif, harga emas ke depannya masih akan cenderung mengalami volatilitas.

Pandemi corona yang tengah menimpa dunia, khususnya Amerika Serikat (AS) masih akan jadi penggerak utama.

“Yang perlu diwaspadai adalah ketika nanti tekanan tengah ekstrim. Beberapa waktu lalu kan emas sempat turun hingga 15% karena dijual oleh investor,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Oleh karena itu, Sutopo menggarisbawahi meski emas dianggap sebagai aset safe haven, nyatanya emas menunjukkan kecenderungan untuk dijual saat tekanan ekstrim ketika ketakutan deflasi memasuki persamaan.

Baca Juga: Harga emas melanjutkan penguatan 0,59% ke level 1.723,20

Lebih lanjut Sutopo menyebut, setelah emas dunia menembus level resistance US$ 1703, maka level resistance berikutnya yang akan diuji adalah area US$ 1.725 per ons troi. “Tapi kami belum melihat akan terjadi kenaikan ekstrem dalam minggu ini,” tambah Sutupo.




TERBARU

[X]
×