kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko investasi berpotensi membaik


Senin, 23 Januari 2017 / 07:23 WIB
Risiko investasi berpotensi membaik


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Persepsi investor terhadap risiko investasi di Tanah Air bisa terus membaik. Ketidakpastian berkurang setelah Donald Trump akhirnya dilantik sebagai Presiden ke–45 Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu. Persepsi risiko ini tercermin pada credit default swap (CDS).

Jumat (20/1) lalu, CDS Indonesia tenor lima tahun berada di 149,32. Ini membaik 5,42% dibandingkan posisi akhir 2015, yakni 157,89. Sekadar mengingatkan, biasanya semakin rendah angka CDS, indikasinya risiko investasi di kawasan tersebut semakin mengecil.

Sebaliknya, ketika angka CDS membumbung, risiko investasinya juga semakin tinggi. Senior Research and Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo berpendapat, pidato pelantikan Trump akhir pekan lalu tergolong wajar.

Sebagai Presiden baru, Trump ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat Negeri Paman Sam. “Isi pidatonya tidak terlalu menakutkan, seperti apa yang dikhawatirkan pelaku investasi,” jelas dia.

Trump mengungkapkan pemerintah AS akan fokus kepada lapangan pekerjaan. Hal ini akan mendukung kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS Federal Reserve sebanyak tiga kali tahun ini. Apalagi data ekonomi AS, seperti data ketenagakerjaan dan inflasi, juga membaik.

“Target inflasi pemerintah AS yang dibidik 2% sudah tercapai,” imbuh Beben.

Data upah dan inflasi memang faktor acuan The Fed dalam mengerek suku bunga, yang saat ini ada di level 0,5%-0,75%.

Desmon Silitonga, Fund Manager Capital Asset Management, sepakat, seiring waktu, rencana kebijakan Trump cukup melunak. Namun, investor tetap patut mewaspadai potensi kenaikan inflasi dan suku bunga AS.

Trump juga berencana memangkas pajak. Padahal rencana ekspansi dan anggaran belanja cukup membumbung. Sehingga Trump disinyalir akan mengais dana dari penerbitan surat utang.

“Dana yang selama ini ada di emerging market akan tersedot ke AS. Outflow akan berdampak pada kurs rupiah,” jelas dia.

Desmon menilai, dalam jangka pendek, pasar dalam negeri akan tertekan. Alhasil, persepsi risiko investasi Indonesia akan meningkat. Namun, ia optimistis, dalam jangka menengah hingga panjang, persepsi risiko domestik akan membaik.

Menurut Beben, persepsi risiko investasi Indonesia berpeluang membaik pada tahun ini. Memang ada banyak tantangan dari global. Tapi, fundamental dalam negeri masih aman. Ia memprediksi CDS Indonesia tenor lima tahun di 2017 akan bergerak di kisaran 130–150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×