Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
" Kalau lockdown yang sesungguhnya, dalam artian tidak boleh keluar sama sekali. Itu akan berdampak signifikan walaupun penerapannya hanya di Jakarta," jelasnya.
Jika lockdown yang ketat benar-benar diterapkan, maka saham-saham ritel dan properti akan menjadi sektor yang paling terdampak.
Hanya saja Anggaraksa melihat, pemerintah akan cendrung berkompromi terhadap pembatasan semacam itu. Menurutnya pemerintah akan berupaya mencari keseimbangan antara mengatasi pandemi dan keberlangsungan kegiatan ekonomi.
Sementara itu, ada sektor-sektor yang justru meraup keuntungan jika lockdown diterapkan, misalnya saja telekomunikasi. Penggunaan data selama masa lockdown berpotensi meningkat seiring tingginya permintaan masyarakat untuk pertemuan secara virtual. Oleh karena itu, saham-saham seperti TLKM, EXCL, dan TOWR akan semakin atraktif.
Baca Juga: Rencana investasi Tesla bakal berdampak positif pada saham ANTM
Di samping itu, Anggaraksa menilai saham-saham barang konsumen, seperti KLBF dan UNVR, tidak kalah menarik. Jika ingin memanfaatkan buy on weakness, investor bisa juga melirik MYOR yang harganya sedang tertekan.
Selain fundamental yang baik, saham-saham tersebut terkenal loyal dalam membagikan dividen. Di sisi lain, sifat saham yang defensif membuatnya lebih aman dalam kondisi apapun.
Saham-saham tersebut disarankan Anggaraksa dengan catatan, investor memegangnya untuk jangka waktu panjang, lebih dari satu tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News