Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ketegangan politik Amerika Serikat terhadap Korea Utara, dan dana ketenagakerjaan AS yang positif melambungkan dollar AS terhadap poundsterling.
Mengutip pergerakan Bloomberg pada Kamis (10/8) pukul 16:00, pasangan GBP/USD bergerak turun 0,28% di US$ 1,296 per poundsterling. Kinerja ini menurun dari hari sebelumnya yang ditutup di level 1,300.
Analis Anthonius Edyson dari Astronacci International melihat pergerakan ini sebagai hasil rilis Department Ketenagakerjaan AS yang melaporkan produktivitas pekerja telah meningkat 0,9% selama periode April - Juni.
"Hal ini dinilai menjadi tolak ukur ekonomi AS yang membaik," jelas Anthonius kepada KONTAN, Kamis (10/8).
Data pendahuluan produktivitas sektor non-pertanian (Preliminary Nonfarm Productivity) yang rilis Rabu (9/8) menunjukkan kinerja 0,9% yang lebih baik daripada prediksi 0,7%. Data ini menjadi acuan Kantor Statistika Pekerja Amerika Serikat dalam menilai kinerja kuartal-II 2017. Laporan ini merilis kenaikan produksi hingga 3,4% dan waktu kerja meningkat 2,5%.
Tak hanya itu, pada hari yang sama, data Lowongan Pekerjaan dan Survei Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) selama Juni melaporkan lapangan kerja baru bertambah menjadi 6,16 juta, angka ini mencatat kenaikan tertinggi dalam sejarah, sekaligus kenaikan terbesar sejak Juli 2016.
Kenaikan terbesar berada di sektor profesi dan jasa yang bertambah 179.000 dan sektor kesehatan yang menambah 125.000 pekerja. Selain itu, sektor tambang, konstruksi, dan manufaktur menyumbang 100.000 posisi kerja baru.
Dari sisi Inggris, Edyson melihat suku bunga acuan yang dipertahankan di kisaran 0,25% oleh Bank Sentral Inggris (BOE) pada Kamis (3/8) tetap menjadi sentimen yang kuat pada proyeksi keuangan Britania Raya. Pasalnya, gubernur BOE Mark Carney memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 1,7% dari 1,9%.
Tak hanya itu, pertumbuhan 2018 juga mengalami koreksi menjadi 1,6% dari harapan 1,7%. Tindakan Brexit menjadi hantu perekonomian Inggris, sekaligus sentimen negatif terbesar.
Di hadapan mata uang poundsterling, Edyson melihat dollar AS akan tetap menguat. Walau ketegangan geopolitik AS dengan Korea Utara mulai mencuat kembali, Edyson melihat pengaruhnya pada valuasi Paman Sam belum signifikan.
"Data ekonomi masih lebih mendukung USD," jelasnya.
Data ekonomi yang rilis pada pukul 15:30 sore ini tidak memberikan sentimen baik pada Inggris. Laporan Produksi Manufaktur sesuai prediksi di 0%, Neraca Perdagangan Barang turun, dan Produksi Konstruksi di 0,1% terseok dari prediksi 1,4%.
Defisit Neraca Perdagangan Barang (Goods Trade Balance) Agustus untuk Inggris melebar menjadi £ 12,7 miliar yang naik dari bulan sebelumnya sebesar £ 11,9 miliar dan lebih besar dari proyeksi £ 11 miliar.
Anthonius melihat masih adanya tren bearish untuk GBP/USD yang secara teknikal ditunjukkan dari pola bearish continuation ab=cd yang terjadi pada gbp/usd idealnya membawa GBP/USD tetap turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News