kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rights Issue, Wijaya Karya (WIKA) Cuma Serap Rp 87,9 Miliar Dana Publik


Jumat, 24 Mei 2024 / 18:43 WIB
Rights Issue, Wijaya Karya (WIKA) Cuma Serap Rp 87,9 Miliar Dana Publik
ILUSTRASI. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) hanya mampu menyerap dana Rp 87,9 miliar porsi publik dalam aksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) II atau rights issue.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat melihat, rights issue WIKA sejak awal memang sudah bermasalah. Menurutnya, aksi rights issue berarti perusahaan menerbitkan saham baru untuk kemudian ditebus investor publik. Artinya, perusahaan mengoleksi dana dari investor.

“Artinya, WIKA menjual saham. Namun, WIKA tengah bermasalah secara keuangan dan saham sedang suspensi. Seharusnya mereka tidak bisa mereka melakukan rights issue, karena tidak bisa menjual saham,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (22/5).

Sehingga, tak heran jika porsi publik hanya diserap WIKA sebesar Rp 87,9 miliar dalam aksi rights issue ini. Bahkan, hal tersebut termasuk bagus, mengingat seharusnya publik tidak tertarik sama sekali untuk membeli saham perusahaan yang kinerjanya kurang. 

“Bahkan, seharusnya WIKA tidak lulus screening dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan izin mengoleksi dana publik. WIKA seharusnya hanya bisa dapat dana dari Pemerintah lewat PMN, jangan ajak investor publik,” kata Teguh.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, investor tidak tertarik untuk berpartisipasi pada aksi rights issue WIKA karena rasio utang yang masih sangat tinggi. Sementara, WIKA juga masih mengalami rugi selama dua tahun terakhir dan cash flow juga negatif. 

“Apalagi harga tebus untuk rights issue ini jauh di atas harga pasar. Seharusnya, tidak ada investor yang tertarik,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (24/5).

Budi pun menyarankan, WIKA untuk menurunkan rasio utang, serta membuat laporan keuangan menjadi laba dan arus menjadi kas positif.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, saham WIKA dalam tren melemah dengan level support Rp 100 per saham dan resistance Rp 145 per saham. William pun merekomendasi wait and see untuk saham WIKA.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat, pergerakan saham WIKA berada di level support Rp 100 per saham dan resistance Rp 140 per saham. William juga merekomendasikan wait and see untuk saham WIKA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×