kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Review Reksadana: CIMB Principal Dollar Bond ketika dollar AS bertenaga


Senin, 06 Agustus 2018 / 20:21 WIB
Review Reksadana: CIMB Principal Dollar Bond ketika dollar AS bertenaga
ILUSTRASI. Gerai CIMB Principal Asset Management


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed membuat kinerja obligasi pemerintah baik yang berdenominasi rupiah maupun dollar AS tertekan. Kinerja positif juga belum dirasakan reksadana pendapatan tetap yang berdenominasi dollar AS, seperti CIMB Principal Dollar Bond.

Meski begitu, bagi investor yang membutuhkan investasi dalam bentuk dollar AS, reksadana ini masih menarik untuk dipegang dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun ke depan.

CIMB Principal Asset Management (CPAM) memberikan alternatif invetasi dalam bentuk denominasi dollar AS melalui reksadana CIMB Principal Dollar Bond. Reksadana yang meluncur sejak 2005 ini sejak peluncurannya telah mencatatkan return 6,08% hingga Juni 2018.

Berdasarkan fund fact sheet per Juni 2018 alokasi aset reksadana ini mayoritas atau sebesar 87,14% berada di obligasi pemerintah. Sedangkan, 12,86% berada di instrumen pasar uang.

Adapun empat besar efek dalam portofolio reksadana ini terdiri dari INDOIS 18, INDON 2019, INDON 2038, dan USY20721BQ18.

Berdasarkan data Infovesta Utama per Jumat (27/7) kinerja reksadana ini masih turun 1,62% sejak awal tahun (year to date). Meski masih negatif, penurunan kinerja reksadana ini tidak lebih dalam dari rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index yang mencatatkan penurunan 3,34% di periode yang sama.

Di Juni 2018 tercatat obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS mengalami penurunan dan tercermin dari benchmark INDON 2026 yang turun dari harga 102,69% di Mei 2018 menjadi 101,56% di Juni 2018.

Priyanto Soedarsono Director Chief Investment Officer CPAM mengatakan di tengah bayang-bayang kenaikan suku bunga AS, saat ini portofolio difokuskan pada obligasi dollar AS bertenor pendek.

"Tenor pendek dipilih karena mempertimbangkan volatilitas yang masih cukup tinggi dan potensi kenaikan suku bunga acuan AS," kata Priyanto, Selasa (24/7).

Priyanto mengharapkan dengan strategi portofolio yang defensif akan memberikan return yang optimal hingga akhir tahun. "Reksadana CPAM secara general ditargetkan untuk berada dalam dua kuartil terartas dari seluruh reksadana dengan kelas aset dan strategi pengelolaan yang serupa," kata Priyanto.

Per Juni 2018, jumlah dana kelolaan reksadana ini mencapai US$ 1,61 juta. Priyanto menargetkan di akhir tahun reksadana ini bisa mencapai dana kelolaan sebesar US$ 2 juta hingga US$3 juta.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan memang sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga AS maka yield yang diminta pelaku pasar pada obligasi dollar AS akan naik dan membuat harga obligasi turun. Hal ini membuat kinerja reksadana ini masih negatif.

"Bagi investor yang membutuhkan dollar AS memang kinerja saat ini masih rugi, tetapi kalau investor membutuhkan rupiah, investor tersebut belum tentu rugi karena bisa menerima keuntungan dari nilai tukar," kata Wawan, Senin (30/7).

Wawan menyarankan bagi investor yang membutuhkan investasi dalam bentuk dollar AS maka baiknya memegang reksadana ini untuk jangka satu hingga tiga tahun. Sebaliknya, jika investor membutuhkan dana dalam rupiah reksadana ini bisa dijadikan diversifikasi atau alternatif.

Hingga akhir tahun, Wawan mengatakan tidak perlu khawatir pada kinerja reksadana pendapatan tetap jika saat ini reksadana masih berkinerja negatif, karena secara historis harga obligasi akan selalu kembali ke 100% ketika jatuh tempo dan mendapat pemasukan dari kupon atau bunga obligasi.

"Saat ini rata-rata yield obligasi denominasi dollar berada di 5% menarik untuk investor masuk ke reksadana dollar AS sekarang," kata Wawan. Hingga akhir tahun Wawan memproyeksikan rata-rata reksadana pendapatan tetap berdenominasi dollar berpotensi tumbuh 1%-2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×