kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Return reksadana saham minus 9,55%


Selasa, 03 September 2013 / 08:16 WIB
Return reksadana saham minus 9,55%
ILUSTRASI. Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) telah membuka pendaftaran mahasiswa baru. KONTAN/MUradi


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kinerja reksadana saham belum mampu meninggalkan zona merah. Mengutip data PT Infovesta Utama, return rata-rata reksadana saham di bulan Agustus 2013 (month on month) minus sebesar 9,55%. Kinerja tersebut lebih jeblok ketimbang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan yang sama sebesar minus 9,01%.

Sejak akhir 2012 hingga 30 Agustus 2013, return rata-rata reksadana saham juga masih menorehkan minus 4,11%. Ini juga lebih rendah ketimbang kinerja IHSG dalam periode yang sama yaitu minus 2,82%.

Meskipun rata-rata reksadana saham mencetak kinerja negatif, beberapa produk masih bisa membukukan return positif secara year to date sampai 30 Agustus 2013. Misal, reksadana saham milik PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yakni Batavia Dana Saham yang membukukan return 3,97%, lalu Batavia Dana Saham Optimal dengan return 4,29%, dan Batavia Dana Saham Syariah menorehkan return 3,77%.

Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi mengatakan, resep andalan untuk menjaga kinerja adalah dengan lebih cermat dalam menyikapi kondisi pasar yang dinamis. Pihaknya tidak hanya mengamati kondisi makro ekonomi melainkan pilih-pilih sektor dalam portofolio.

Saat ini, pemilihan sektor Batavia antara lain sektor infrastruktur dan konstruksi. "Tidak berarti kalau sektornya bagus, kami ambil semua emitennya. Kami pilih-pilih juga kinerja emitennya," ujar Lilis, Senin (2/9).

Lilis tetap yakin, dana kelolaan akan tumbuh meski kondisi pasar masih volatil. Dia melihat, unit penyertaan terus bertambah saat pasar terkoreksi sepanjang Mei hingga Juli lalu. Net subscription Batavia dalam dua bulan terakhir sekitar Rp 500 miliar.

Kondisi berbeda dialami oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Infovesta mencatat, delapan produk reksadana saham MMI membukukan kinerja negatif. Mandiri Investa Equity Movement, misalnya, mencetak kinerja minus 13,41%. Diikuti Mandiri Investa Atraktif Syariah minus 11,33%. Mandiri Saham Dinamis dan Mandiri Investa Ekuitas Dinamis yang masing-masing menorehkan minus 11,27% dan minus 10,89%.

Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Wendy Isnandar menjelaskan, negatifnya kinerja produk-produk ini lantaran risiko yang sangat besar. Pihaknya sangat agresif menempatkan aset dasar, sehingga saat pasar koreksi, kinerjanya turun tajam.

Mandiri telah melakukan rebalancing portofolio dengan memperbanyak porsi kas. Namun, pihaknya belum berencana mengubah strategi secara signifikan. "Kalau kami terlalu defensif, nanti saat pasar rebound, kami lambat performanya," tutur Wendy.

Mandiri masih menempatkan aset dasar pada saham-saham sektor konsumer dan konstruksi. Mandiri juga mempertimbangkan masuk ke saham sektor komoditas.

Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati menilai, reksadana saham relatif lebih volatil dibanding IHSG. Hal itu menyebabkan kinerja reksadana saham secara month on month maupun year to date lebih jeblok. Namun, ia yakin, kinerja reksadana saham bisa positif hingga akhir tahun. "Proyeksi terakhir kami, IHSG berpotensi ditutup dengan kinerja 5%-6% di akhir tahun. Reksadana saham berpotensi mencetak kinerja 3%-6%," ungkap Vilia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×