CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Return IHSG termasuk yang terendah di antara bursa saham Asia


Minggu, 20 Juni 2021 / 15:39 WIB
Return IHSG termasuk yang terendah di antara bursa saham Asia
ILUSTRASI. Return IHSG termasuk yang terendah di antara bursa saham Asia


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,01% ke level 6.007,12 pada Jumat (18/6). Sejak awal tahun, IHSG tercatat menguat 0,47%.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Ike Widiawati mengatakan, IHSG bergerak melemah tertekan sentimen negatif naiknya kasus harian Covid-19 sehingga pasar khawatir jika nantinya diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total. Sedangkan dari faktor eksternal, adanya kejutan dari hasil pertemuan The Fed yaitu berencana menaikkan suku bunga lebih cepat juga mempengaruhi pergerakan IHSG.

Berdasarkan data terakhir di Bloomberg, kata Ike, rasio price earning (PER) IHSG sebesar 31,6 kali, lebih tinggi dibandingkan rata-rata PER di bursa Asia yang sebesar 23,54 kali.

"Meski demikian, sejak Januari hingga 18 Juni 2021, IHSG adalah indeks dengan return terendah hanya 0,47% sedangkan rata-rata kenaikan bursa saham Asia adalah 7,5%," kata Ike kepada Kontan.co.id, Jumat (18/6).

Baca Juga: Rata-rata nilai transaksi harian BEI naik 2,58% meski volume turun 11,87% pekan ini

Dengan kondisi tersebut, Ike masih mempertahankan target IHSG di level 6.800. Hanya saja, catatan yang perlu diperhatikan adalah sektor UMKM harus mampu membaik serta pemerintah mampu mengambil kebijakan yang tepat sasaran guna mempertahankan roda ekonomi agar tetap berputar semestinya.

Di paruh kedua nanti, investor perlu memperhatikan tingkat infeksi yang terus menjadi sentimen utama setiap saat. Selain itu kekhawatiran pembatasan ketat masih menjadi momok yang paling menakutkan untuk IHSG.

Dari faktor eksternal, masalah inflasi Amerika Serikat (AS) tentunya tidak bisa diabaikan meskipun kebijakan baru akan diambil di tahun 2023. Namun Pemerintah Indonesia harus mempersiapkannya sedini mungkin agar saat normalisasi AS dilakukan, Indonesia sudah siap atau minimal tidak jatuh terlalu dalam.

Selanjutnya: Saham-saham yang banyak diobral dan ditadah asing dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×