Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Ketiga, penangguhan suku bunga di atas pemangkasan suku bunga untuk membawa suku bunga ke serendah 5% untuk tahun ini dan tahun depan "PWON adalah outlier, karena berencana membayar kembali sebagian besar pinjaman banknya tahun ini yakni Rp 1,3 triliun pada Desember 2019," tulis analis Indo Premier. Alih-alih meminta restrukturisasi di tengah prospek belanja modal yang terbatas.
Baca Juga: Emiten Properti Optimistis Penjualan akan Membaik Mulai Agustus
Di sisi lain, Indo Premier melihat, persyaratan restrukturisasi untuk kontraktor kurang longgar dengan perpanjangan terutama tenor kebanyakan pada pinjaman non tunai, beberapa penangguhan pokok dan pengurangan suku bunga minimal 25-30 bps. Dan hanya 10% dari paparan luar biasa.
"Kami tetap berhati-hati pada IHSG, penilaian tidak persis murah setelah reli baru-baru ini dan penyesuaian EPS," jelas Indo Premier.
IHSG telah rally 22% dari bawah, sebagian besar didorong oleh pembelian ritel.
Memang aliran asing masih negatif secara keseluruhan atau keluar US$ 1,1 miliar sejak reli tidak termasuk akuisisi Permata. IHSG sekarang diperdagangkan PER pada 18,6 kali. "Kami menyesuaikan dan memperhatikan EPS kami jauh di bawah konsensus," kata analis Indo Premier.
Baca Juga: Masuki era new normal, kapan perdagangan di bursa kembali normal?
Dimana rata-rata 10 tahun, PER ini tidak bisa dibilang murah. "Kami mempertahankan target indeks kami sebesar 5.950 sebagai kasus dasar PBV di 1,8 kali," tulis Indo Premier dalam riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News