Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Untuk tahun ini, AYLS mengalokasikan belanja modal/capital expenditure (capex) sebesar Rp 60 miliar. Akam mengatakan, capex ini mayoritas akan dialokasikan untuk pembelian-pembelian barang untuk keperluan supply Perseroan.
Baca Juga: Saham ICBP anjlok 6,54%, rencana akusisi Pinehill Company Limited jadi penyebabnya
Ke depan, Akam menilai AYLS memiliki prospek yang cukup baik. Sebab, saat ini pemerintah masih berfokus pada pengembangan infrastruktur fisik. Selain itu, kebutuhan aspal di Indonesia masih cukup tinggi, yakni mencapai 1 juta ton per tahun .
Sebagai satu-satunya produsen aspal di Indonesia, PT Pertamina hanya mampu memasok sekitar 300 ribu ton- 350 ribu ton per tahun. Kebutuhan lainnya terpaksa harus didatangkan dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand bahkan dari Timur Tengah.
Untuk itu, AYLS fokus untuk mengembangkan market di wilayah Indonesia Timur yang secara potential masih membutuhkan banyak sekali pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan.
Saat ini, AYLS mensupplai sekitar 15 ribu ton aspal per tahun kepada BUMN karya dan pihak swasta. Dengan status AYLS yang kini menjadi perusahaan terbuka, diharapkan secara gradual dalam lima tahun ke depan AYLS dapat mensupplai sekitar 100 ribu ton aspal per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News