Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pada perdagangan Senin (10/1). Pada perdagangan perdana, saham SEMA melesat 34,4% ke level Rp 242.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), SEMA memasang harga penawaran Rp180 per lembar. SEMA melepas 347 juta saham baru atau setara 25,76% dari modal disetor setelah IPO.
Dus, jumlah seluruh nilai penawaran umum yang dihasilkan sebanyak Rp 62,46 miliar.
Bersamaan, SEMA juga menerbitkan sebanyak 173,50 juta Waran Seri I sebagai pemanis atau sebanyak 17,35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I akan diterbitkan dengan rasio 2 : 1 dengan harga pelaksanaan Rp 230.
Selama masa penawaran, saham dari produsen panel listrik, perakitan baterai listrik, dan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) ini laris manis. Terbukti dari permintaan investor yang melebihi pesanan (oversubscribes) 40 kali dari dari porsi pooling.
Baca Juga: Laris Manis, IPO Semacom Integrated (SEMA) Oversubscribe Hingga 40 Kali
Dana dari hasil IPO tersebut seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan diantaranya untuk pembelian persedian, biaya research & development, serta Biaya pemasaran dan promosi.
Penggunaan dana IPO ini tentunya setelah dikurangi biaya - biaya emisi efek. Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, maka akan digunakan untuk modal kerja, yaitu untuk pembelian persediaan serta biaya pemasaran dan promosi.
Direktur Utama PT Semacom Integrated Tbk Rudi Hartono Intan,mengatakan Penawaran umum perdana saham ini merupakan tonggak pencapaian besar yang akan menjadi pemacu SEMA untuk meningkatkan kinerjanya ke depan.
Rudi optimistis, ke depan bisnis SEMA akan semakin moncer seiring dengan komitmen pemerintah yang ingin mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi.
Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan modul surya sebagai bagian dari energi terbarukan, kami telah mempertimbangkan dan mengkaji pengembangan bisnis untuk pengerjaann inverter Modul Surya dan BOS (Balance of System) Modul Surya," kata Rudy dalam keterangan resmi, Senin (10/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
