Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengikuti euforia dibalik implementasi tax amnesty . Dalam sepekan, sejak tax amnesty diberlakukan awal pekan lalu, indeks telah mengakumulasi kenaikan 1,02%. Akhir pekan lalu, IHSG finish pada level 5.185.
Analis Minna Padi Investama Christian Saortua menjelaskan kepada KONTAN, jika mengacu pada data Bank Indonesia (BI), selama periode Januari-Juni ada sekitar Rp 97 triliun dana asing yang masuk ke Indonesia. Lalu, sepanjang Juni hingga akhir pekan lalu ada dana asing Rp 17,4 triliun masuk ke bursa.
Pada saat yang bersamaan, akhir pekan lalu merupakan hari pertama asing membukukan net sell setelah pengesahan UU oleh DPR. "Jadi secara dini, kita bisa melihat bahwa tax amnesty memang secara dominan telah mempengaruhi pergerakan bursa di bulan ini," imbuhnya, Jumat (22/7).
Catatan saja, akhir pekan lalu investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 230,83 miliar. Ini merupakan aksi net sell pertama pada Juli 2016. Total capital inflow sepanjang pekan lalu sebesar Rp 1,97 triliun. Sementara pada perdagangan Senin (25/7), indeks ditutup menguat 23 poin ke level 5.220.
Dari kondisi ini bisa dilihat, tax amnesty akan berperan besar kedepannya baik itu untuk skala makro maupun skup yang lebih mikro, bursa saham. Apalagi, pada dasarnya kondisi ekonomi tahun ini relatif lebih baik dibanding tahun lalu.
Beberapa sektor industri sedang mengalami kemajuan jika dibanding tahun sebelumnya. Sebut saja sektor pertambangan yang sedang menikmati trend bullish harga batubara acuan dan proyeksi peningkatan permintaan dari sektor pembangkit listrik kedepannya.
Selain itu sektor infrastruktur dan konstruksi juga sedang menikmati kucuran dana dari proyek pemerintah. Disisi lain, sektor perbankan akan menikmati likuiditas tinggi jika program tax amnesty berjalan sukses. Semua kondisi ini akan semakin menguatkan fundamental bursa lokal.
Namun, jangan terbuai. "Investor tetap harus mencermati pergerakan indeks kedepan," tambah Christian.
Apalagi untuk jangka pendek, karena masih ada risiko yang mengintai. Christian melihat adanya resiko jangka pendek dimana indeks rentan terhadap profit taking. Kenaikan yang terjadi saat ini memang cukup cepat dan unsur kepercayaan diri terhadap perekonomian dalam negeri masih cukup rapuh. "Jadi tetap perhatikan GDP makro dan defisit perdagangan pemerintah," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Riset Bahana Securities Harry Su bilang, sejauh ini memang belum ada yang memastikan secara rinci berapa dana repatriasi yang masuk mengaliri bursa. Namun, setidaknya Price Earning Ratio (PER) bursa Indonesia sudah terdorong naik.
Dibandingkan dengan PER bursa regional yang rerata berada di level 16 kali, PER bursa Indonesia termasuk tinggi dengan capaian 18,5 kali. Kendati saat ini, indeks terimbas positif dengan adanya sentimen tax amnesty sehingga saat ini berada di level Rp 5.200. "Menurut kami, pada akhir tahun ini indeks akan bergerak di level 5.600 dengan catatan kondisi fundamental yang baik," ujarnya kepada KONTAN.
Selain itu, pada tahun depan ada potensi PER Bursa bisa menembus level 20 kali, menikuti catatan PER Bursa India dan Filipina. Artinya, harga sebuah saham di bursa cukup mahal sebab semakin mahal, kalau di bursa yang besar-besar seperti UNVR, HMSP dan lainnya diluar saja PER Bursa sudah 17 kali masih tergolong tinggi.
Saat ini, setiap lembaga dan orang-orang memiliki cara pandangn yang berbeda dalam memperediksi berapa dana yang akan masuk ke pasar modal. Namun, yang jelas dilihat dari tren yang ada saat ini PER Bursa belum terlalu mahal dan relatif bisa lebih naik lagi, apalagi diantara bursa Asia Tenggara, PER Bursa merupakan salah satu yang tertinggi.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistyo bilang, sentimen tax amnesty cukup memberikan vitamin bagi pergerakan indeks. Bahkan, indeks beberapa kali memecahkan rekor baik rekor dalam negeri maupun untuk kawasan Asia Tenggara.
"Memang belum bisa dipastikan berapa dana repatriasi yang masuk, tapi kalau dari teman-teman, mereka mengungkapkan adanya optimisme yang besar dibalik tax amnesty ini," jelas Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News