kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.325   0,00   0,00%
  • IDX 7.072   27,12   0,39%
  • KOMPAS100 1.029   6,96   0,68%
  • LQ45 798   3,19   0,40%
  • ISSI 226   2,00   0,89%
  • IDX30 417   1,68   0,40%
  • IDXHIDIV20 492   0,44   0,09%
  • IDX80 116   0,76   0,66%
  • IDXV30 119   0,89   0,75%
  • IDXQ30 135   -0,28   -0,21%

Rencana IPO di Pipeline OJK Turun Drastis, Ada Apa?


Senin, 02 Juni 2025 / 20:18 WIB
Rencana IPO di Pipeline OJK Turun Drastis, Ada Apa?
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) di dalam pipeline Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengalami penurunan di tengah ketidakpastian global. (29/12/2023).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) di dalam pipeline Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengalami penurunan di tengah ketidakpastian global. 

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK menjelaskan ada beberapa perusahaan yang sudah mengajukan pernyataan pendaftaran, tetapi melakukan penundaan.

“Penundaan dilakukan untuk memperbaiki pengungkapan keterbukaan informasi pada dokumen, meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan valuasi,” jelasnya dalam jawaban tertulis, Senin (2/6). 

Baca Juga: Begini Progres IPO Anak Usaha Chandra Asri (TPIA), Chandra Daya Investasi

Per 28 Mei 2025, OJK melaporkan sudah ada enam perusahaan yang melakukan IPO dengan total dana yang terhimpun Rp 3,31 triliun. Di pipeline, masih ada 21 calon emiten dengan perkiraan dana sebesar Rp 3,99 triliun. 

Padahal per 30 April 2025, di pipeline OJK masih ada 26 perusahaan dalam pipeline IPO potensi dana Rp 4,48 triliun. Namun per 27 Maret 2025, pipeline IPO OJK mencapai 102 perusahaan dengan nilai Rp 14,88 triliun. 

Baca Juga: Penggalangan Dana IPO di Hong Kong Melonjak pada Tahun 2025

Inarno memastikan sampai dengan saat ini belum terdapat penundaan yang disebabkan karena pengaruh kondisi makro. Walaupun kondisi makroekonomi Indonesia saat ini menghadapi tantangan dari faktor eksternal, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan pertumbuhan investor pasar modal yang terus meningkat. Ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk mencari alternatif dana. 

“Ini membuka peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk memanfaatkan momen ini sebagai sarana memperkuat struktur permodalannya melalui IPO saham,” tandasnya

Selanjutnya: BPS: Tingkat Hunian Hotel Bintang Naik di Bulan April 2025, Bali dan Sumbar Tertinggi

Menarik Dibaca: Moms Wajib Lakukan 4 Hal Ini Setelah Berhubungan Seks Untuk Kebersihan Vagina Ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×