Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin kembali menguat. Bitcoin kembali ke level US$ 40.000 sekitar Rp 570 juta, pertama kalinya dalam satu bulan terakhir. Salah satu penyebabnya adalah Elon Musk telah menyatakan Tesla akan kembali menerima pembayaran Bitcoin.
Hari ini, Rabu 16 Juni 2021 harga Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi di US$ 41.295 per BTC. Namun tak berlangsung lama, harga Bitcoin kembali melorot bahkan sempat mencapai level terendah di US$ 38.634 per BTC. Hingga pukul 22.32 WIB, harga Bitcoin turun 3,06% di US$ 38.761 per BTC.
Elon Musk dalam melalui postingan twitter mengatakan, Tesla akan kembali menerima pembayaran Bitcoin, setelah sempat mencabut fitur pembayaran itu. Ia menyambut inovasi dan gagasan mengenai penambangan atau mining Bitcoin yang akan dikembangkan dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Tunggu kebijakan baru The Fed, harga Bitcoin bertahan dalam kisaran ketat
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, Elon Musk memang sering menimbulkan pernyataan yang memancing demand Bitcoin. Sehingga, berpengaruh terhadap harga. Kali ini, pernyataannya membawa sentimen positif yang mendukung dan mendorong inovasi dari Bitcoin.
"Saat ini, Bitcoin sudah menunjukkan level support dan menunjukkan sinyal rebound mengarah pada tren kenaikan harga," kata Oscar, Rabu (16/6).
Di postingan twitternya, Elon Musk menyatakan, Tesla akan kembali menerima pembayaran dengan Bitcoin dengan syarat jaringan mining bitcoin menggunakan energi terbarukan di atas 50%. Menurut Oscar, hal ini sangat mungkin untuk diwujudkan karena sekarang energi pembangkit listrik mulai beralih ke teknologi terbarukan dan para miner Bitcoin juga menyambut hal tersebut.
"Memang, mining selama ini menghabiskan banyak energi. Tetapi, selalu ada solusi atas permasalahan seperti ini. Sudah banyak ide blockchain yang muncul soal ini. Founder Twitter sendiri juga telah menyatakan siap mengembangkan mining yang ramah lingkungan. Gagasan ini terungkap pada konferensi Bitcoin di Miami, awal Juni lalu," kata Oscar.
Selain itu, kenaikan harga Bitcoin juga terjadi karena adanya kesepakatan para miners di seluruh dunia soal smart contract dari Bitcoin yang disebut Taproot. Ini menjadi transformasi pertamanya setelah empat tahun.
Baca Juga: Tokocrypto bekerjasama dengan GoPay sebagai langkah mempermudah transaksi
Oscar menjelaskan, Taproot akan meningkatkan transaksi dan efisiensi Bitcoin. Taproot membuat kontrak pintar lebih murah dan lebih kecil. Para miners di seluruh dunia telah menyepakati proposal Taproot mengenai smart contract Bitcoin, beberapa hari yang lalu.
"Ini juga menjadi penyebab kenaikan harga Bitcoin. Taproot yang akan terjadi pada November 2021 nanti akan menjadi momen penting. Karena membuka peluang luas bagi developer yang tertarik untuk memperluas utilitas bitcoin," jelas Oscar.
Setelah berjalannya smart contract bitcoin tersebut, tentu akan lebih banyak inovasi-inovasi yang hadir menggunakan Bitcoin di masa mendatang.
Kenaikan harga Bitcoin ke level Rp 570 jutaan atau US$ 40.000 atau naik 23% selama sepekan. Hal ini biasanya juga akan diiringi dengan naiknya harga altcoin, seperti Ethereum dan lain-lain.
Sentimen positif lain harga Bitcoin menurut Indodax berasal dari pernytaan CEO Tudor Investment Corp, Paul Tudor Jones. Beberapa waktu yang lalu ia menyatakan akan menambah jumlah Bitcoin yang dimiliki. Bank sentral Amerika Serikat, The Fed akan mengumumkan langkah-langkah soal meningkatnya laju inflasi di Amerika Serikat.
Tudor Jones mengaku, saat ini sudah memiliki Bitcoin dari total 1%-2% asetnya. Paul Tudor Jones mengaku akan menambah Bitcoin menjadi 5% total aset. Jika kebijakan The Fed akan mengarah kepada inflasi yang lebih lama lagi.
Baca Juga: Harga Bitcoin masih betah di US$ 40.000, ini proyeksi ke depan
Oscar menanggapi, Paul Tudor Jones adalah orang yang mempercayai Bitcoin sebagai nilai lindung inflasi yang baik. Dia telah mengumumkan hal tersebut pada tahun 2020 lalu. Kemudian, harga Bitcoin meningkat drastis semenjak itu.
"Bitcoin sudah terbukti menjadi nilai lindung inflasi yang baik. Paul Tudor Jones ingin menambah jumlah Bitcoin miliknya, jika kebijakan The Fed akan mengarah kepada inflasi yang lebih lama lagi," kata Oscar.
Pernyataan tersebut, menurut Oscar juga bisa berdampak kepada high demand Bitcoin di masa mendatang. Langkah ini kemungkinan dilakukan banyak perusahaan atau ditiru oleh orang-orang, nantinya.
Menurut Oscar, inovasi dan transformasi Bitcoin seperti ini akan bertambah lagi di masa mendatang. Karena Bitcoin adalah salah satu teknologi blockchain yang terus berkembang dan menghadirkan banyak inovasi untuk menjadi lebih efisien, pintar, transparan dan lebih aman.
"Harapannya blockchain dan aset kripto akan dapat hadir lebih dekat dalam keseharian kita dan dapat menjadi solusi yang yang baik dalam kehidupan kita. Khususnya, soal finansial," jelas Oscar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News