Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Associate Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI) Lanjar Nafi Taulat, menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung anjlok merespons pelemahan yang dialami mata uang rupiah terhadap dollar AS.
Seperti diketahui, IHSG dalam kurun waktu dua bulan terakhir mengalami tekanan besar seiring dengan laju penguatan dollar Amerika Serikat (AS).
“Pelemahan rupiah berdampak negatif pada pergerakan harga saham di mana Investor asing cenderung melakukan aksi jual pada aset berisiko di Indonesia, seperti saham. Karena adanya depresiasi rupiah yang membuat nilai aset mereka menurun jika dikonversikan kembali ke dollar AS,” papar Lanjar, Kamis (31/5).
Faktor lain, meski porsi asing di bursa saham tidak menjadi mayoritas, namun karena menjadi pemicu, maka aspek psikologis investor lokal pun ikut terbawa pola tindakan investor asing.
“Investor asing masih menjadi triger para investor dalam negeri di Indonesia,” kata Lanjar.
Oleh karena itu, meski pasar volatile, investor tetap harus rasional. Lanjar mengatakan, investor harus cermat dalam mengambil keputusan jangka pendek. Menghindari saham-saham sektor konsumer yang related terhadap impor dan sektor perbankan.
“Saat volatile perhatikan saham-saham sektor industri ekspor dan Pertambangan,” ucapnya.
Sambil perhatikan saham-saham prospektif dan sektor yang bagus di saat terjadi pelemahan rupiah, dan penurunan IHSG, investor harus bersiap dalam posisi beli manakala bursa rebound.
“Posisi beli, lebih tepat di saat IHSG mulai kembali rebound. Jika beli disaat turun sama saja kita menangkap pisau jatuh,” tegas Lanjar.
Agar investasi tetap memberi imbal hasil maksimal, atur juga strategi investasi yang dilakukan. Sesuaikan kembali portfolio yang dimiliki untuk meminimalkan risiko.