Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melonjak 1% pada hari ini dan berada di dekat level tertinggi dalam tujuh tahun yang dicapai di sesi sebelumnya. Sentimen masih datang dari kekhawatiran atas pasokan yang ketat serta ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Senin (31/1) pukul 08.20 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 melonjak 1,0% menjadi US$ 90,95 per barel. Kontrak pengiriman untuk Maret 2022 berakhir di hari ini.
Sementara, kontrak Brent paling aktif, untuk pengiriman bulan April 2022, diperdagangkan pada level US$ 89,69 per barel, atau naik 1,3%.
Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 juga melesat 1,1%, ke US$ 87,81 per barel.
Kedua tolok ukur mencatat posisi tertinggi sejak Oktober 2014 pada hari Jumat, masing-masing di US$ 91,70 untuk Brent dan US$ 88,84 untuk WTI. Kedua minyak acuan ini juga mencetak kenaikan mingguan keenam secara berturut-turut.
Baca Juga: Ditutup di Rekor Tertinggi Sejak 2014, Harga Minyak Menguat Enam Pekan Berturut-Turut
"Kecemasan yang mendasari tentang kekurangan pasokan global, ditambah dengan risiko geopolitik yang sedang berlangsung, telah menyebabkan pasar memulai minggu ini dengan catatan yang kuat," kata Toshitaka Tazawa, Analis Fujitomi Securities Co Ltd.
"Dengan ekspektasi bahwa OPEC+ akan mempertahankan kebijakan peningkatan produksi bertahap yang ada, harga minyak kemungkinan akan tetap pada sentimen bullish minggu ini," tambah Tazawa. Dia juga memprediksi Brent akan tetap berada di atas US$ 90 per barel dan WTI pun menuju level US$ 90 per barel.
OPEC+, telah menaikkan target produksi mereka setiap bulan sejak Agustus sebesar 400.000 barel per hari (bph) saat mereka melepas rekor pengurangan produksi yang dibuat pada tahun 2020 .
Tetapi mereka gagal memenuhi target produksi mereka karena beberapa anggota berjuang dengan keterbatasan kapasitas.
Pada pertemuan 2 Februari, OPEC+ kemungkinan akan tetap dengan rencana kenaikan target produksi minyaknya untuk Maret, beberapa sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters. Ini dilakukan karena melihat permintaan pulih meskipun ada risiko penurunan dari pandemi dan kenaikan suku bunga yang menjulang.
Ketegangan antara Rusia dan Barat juga menopang harga minyak mentah. Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, dan Barat berselisih soal Ukraina, mengipasi kekhawatiran bahwa pasokan energi ke Eropa dapat terganggu.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Menjadi Rp 927.000 Per Gram Pada Hari Ini (31/1)
Kepala NATO mengatakan pada hari Minggu bahwa Eropa perlu mendiversifikasi pasokan energinya ketika Inggris memperingatkan "sangat mungkin" bahwa Rusia ingin menyerang Ukraina.
Pasar juga waspada atas situasi Timur Tengah setelah serangan di Uni Emirat Arab oleh kelompok Houthi Yaman.
Sementara itu, lebih dari 1.400 penerbangan AS dibatalkan pada hari Minggu setelah negara bagian timur laut AS dihantam badai musim dingin mematikan yang mendorong beberapa negara bagian untuk mengumumkan keadaan darurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News