Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Setelah menguat tajam pada sesi perdagangan sebelumnya, harga minyak masih menguat walau terbatas. Penguatan harga minyak terjadi karena peluncuran vaksinasi virus corona yang menghidupkan harapan bahwa permintaan minyak mentah akan meningkat tahun depan.
Jumat (11/12) pukul 11.30 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 11 sen atau 0,2% ke level US$ 50,36 per barel. Pada perdagangan Kamis (10/12), Brent naik hampir 3%.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 menguat 14 sen atau 0,3% menjadi US$ 46,92 per barel. Harga WTI pun naik hampir 3% di sesi sebelumnya.
Itu membuat harga ditetapkan untuk keuntungan minggu keenam berturut-turut karena uji coba vaksin yang menjanjikan membantu memadamkan kesuraman atas rekor peningkatan jumlah infeksi baru dan kematian di seluruh dunia dalam pandemi virus corona.
Inggris memulai vaksinasi minggu ini dan Amerika Serikat dapat memulai vaksinasi paling cepat akhir pekan mendatang. Sementara pada Rabu (9/12), Kanada menyetujui vaksin pertamanya dengan suntikan awal mulai minggu depan.
"Harga minyak mentah melonjak untuk mengantisipasi potensi persetujuan FDA atas vaksin Pfizer, karena pemulihan ekonomi Asia membuat penyuling China dan India memperoleh lebih banyak minyak," jelas Edward Moya, analis pasar senior OANDA.
Penasihat luar untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah memilih untuk mendukung penggunaan darurat vaksin Pfizer. Ini membuka jalan bagi badan tersebut untuk mengizinkan penggunaannya guna melakukan vaksinasi massal setelah Negeri Paman Sam kehilangan lebih dari 285.000 nyawa karena Covid-19.
Lonjakan besar dalam stok minyak mentah AS sempat menjadi beban dan pengingat pasar bahwa masih ada banyak pasokan yang tersedia. Tetapi sentimen ini tak cukup untuk menghadang sejumlah katalis positif yang menyelimuti harga minyak.
Terlebih, tanda-tanda bahwa permintaan minyak di kawasan Asia kian kuat. Didukung dengan kilang terbesar India mengatakan bahwa mereka beroperasi dengan kapasitas 100% dari kesembilan unitnya untuk pertama kalinya sejak awal tahun ini.
"Tampaknya penguncian yang akan datang di seluruh AS dan potensi pukulan terhadap permintaan minyak mentah dikompensasikan dengan meningkatkan tren di seluruh Brasil, Inggris, dan sebagian besar Asia," pungkas Moya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News