kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.858   81,00   0,51%
  • IDX 7.154   -7,18   -0,10%
  • KOMPAS100 1.094   -0,08   -0,01%
  • LQ45 869   -2,83   -0,32%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -1,94   -0,44%
  • IDXHIDIV20 536   -4,15   -0,77%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 134   -1,27   -0,94%
  • IDXQ30 148   -1,06   -0,71%

Reli CPO mengekor kenaikan harga minyak mentah


Kamis, 08 September 2011 / 12:40 WIB
Reli CPO mengekor kenaikan harga minyak mentah
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Kenaikan harga minyak mentah memicu reli minyak sawit atau crude palm oil (CPO) untuk hari yang kedua. Menguatnya harga minyak mentah meningkatkan daya tarik CPO yang digunakan untuk bahan makanan dan biofuel.

Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange reli 1,1% ke level RM 3.076 atau setara US$ 1.030 per metrik ton. Kontrak ini mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.064 per metrik ton di Kuala Lumpur.

Sementara, kemarin, minyak untuk pengiriman Oktober di New York Mercantile Exchange melaju ke level penutupan tertinggi dalam lima pekan, yaitu di US$ 89,34 per barel. Meskipun, hari ini, kontrak yang sama di perdagangan elektronik melemah tipis ke US$ 89,31 per barel pada pukul 12.34 waktu Singapura.

Harga minyak dunia melejit karena spkulasi badai di Teluk Meksiko akan mengancam suplai di Amerika Serikat. Padahal, sebelumnya, suplai di sana sudah berkurang akibat topan.

Kepala perdagangan dari LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menilai, kenaikan harga minyak mentah memberikan dukungan kuat bagi minyak sawit. Dia memprediksi, hari ini, CPO akan diperdagangkan di kisaran RM 3.020 hingga RM 3.070. "Investor akan berhati-hati menjelang laporan penting terkait hasil produksi hasil pangan dan minyak nabati dari Departemen Pertanian AS," ujarnya, di Kuala Lumpur.

Departemen Pertanian AS bakal merilis laporannya pada 12 September mendatang. "Pasar mengekspektasi produksi kedelai lebih rendah, itu sebabnya harga minyak kedelai sangat kuat. CPO pun mendapat sinyal dari sana," imbuh Rajesh Modi, trader dari Sprint Exim Pte., di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×