kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,08   6,68   0.74%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relaksasi penundaan pembayaran cukai hingga 90 hari perlonggar cashflow emiten rokok


Jumat, 17 April 2020 / 14:28 WIB
Relaksasi penundaan pembayaran cukai hingga 90 hari perlonggar cashflow emiten rokok


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pengusaha pabrik rokok yang memesan pita cukai pada 9 April 2020 - 9 Juli 2020, mendapatkan relaksasi penundaan pembayaran cukai hingga 90 hari. Aturan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.04/2020. 

Sejatinya, dalam aturan sebelumnya pengusaha pabrik atau importir barang kena cukai yang melaksanakan pelunasan dengan cara pelekatan pita cukai ini hanya bisa melakukan penundaan pembayaran selama dua bulan saja. 

Baca Juga: Ada relaksasi penundaan pembayaran cukai, analis rekomendasikan saham rokok ini

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan beleid ini memberikan dampak positif kepada semua emiten rokok. Terutama bagi PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang memiliki utang untuk modal kerja di mana salah satunya ada komponen untuk pembayaran cukai tersebut. 

Di tengah perlambatan ekonomi yang bisa mengancam kinerja pendapatan dan laba perusahaan, setidaknya beleid ini memberi kelonggaran bagi perusahaan rokok untuk operasional.

"Intinya cash flow perusahaan lebih baik, jadi menolong jangka pendek. Takutnya kalau cashflow melambat biaya-biaya yang lain meningkat," jelas Christine kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4). 

Christine menambahkan pelonggaran ini mungkin bisa membuat biaya beban bunga perusahaan rokok berkurang 1%-2%. 

Meski dengan adanya beleid ini, Mirae Asset Sekuritas tidak mengubah proyeksi kinerja dari GGRM dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). 

Christine memprediksi laba bersih GGRM di 2020 turun 16% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 9,1 triliun karena margin diprediksi lebih rendah. 

Sementara itu pendapatan diperkirakan naik sekitar 5% yoy menjadi Rp 116,32 triliun karena naiknya average selling price (ASP) atau harga rata-rata sejalan dengan naiknya cukai rokok. Untuk itu Christine merekomendasikan trading buy untuk GGRM dengan target harga dalam satu tahun Rp 48.800. 

Baca Juga: Agresif Kerek Harga Saat Pandemi Corona, Ini Rekomendasi Saham Sampoerna (HMSP)

Sedangkan pendapatan HMSP di tahun ini diprediksi naik 3,78% yoy menjadi Rp 110,06 triliun dengan laba bersih turun 11,81% menjadi Rp 12,1 triliun. Menurut Christine, tahun ini masih akan menjadi tahun yang berat bagi HMSP karena margin akan terkontraksi akibat ketidakmampuan mengenakan cukai dan tren kenaikan biaya royalti. 

"HMSP mungkin memotong beberapa biaya lain seperti iklan dan biaya perjalanan, untuk mempertahankan laba intinya dalam pandangan kami," jelas dia. 

Christine menyarankan hold untuk HMSP dengan target harga Rp 1.700 dalam satu tahun ke depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×