Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pertumbuhan reksadana syariah melambat. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana syariah hanya bertambah sekitar 16,14% menjadi Rp 9,35 triliun pada akhir September 2013 dibandingkan posisi akhir 2012 lalu yang sebesar Rp 8,05 triliun. Pertumbuhan dana kelolaan tersebut tidak seagresif periode sama tahun lalu yang tumbuh 44%.
Dana kelolaan reksadana syariah pada akhir September 2013 didominasi oleh reksadana campuran syariah sebesar Rp 4,48 triliun. Dana itu berasal dari 17 produk. Sedangkan, reksadana saham syariah menggenggam dana kelolaan sebanyak Rp 2,42 triliun dengan 15 produk.
Kemudian, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap syariah mencapai Rp 589 miliar. Di reksadana pendapatan tetap syariah ini, terdapat delapan produk.
Lalu, reksadana terproteksi syariah memiliki dana kelolaan Rp 1,42 triliun dengan 19 produk. Sisanya, dana kelolaan dari exchange traded fund (ETF) syariah, reksadana indeks syariah dan reksadana pasar uang syariah.
Kendati pertumbuhan melambat, namun permintaan reksadana syariah masih tinggi. Beberapa manajer investasi (MI) pun menelurkan produk reksadana syariah baru untuk memenuhi permintaan investor.
PT Henan Putihrai Asset Management, semisal, berencana menerbitkan reksadana syariah awal tahun depan. "Kemungkinan reksadana campuran syariah atau saham syariah," ujar Salyadi Saputra, Managing Director Henan Putihrai Asset Management.
PT Avrist Asset Management juga mengincar pasar reksadana syariah. Perusahaan ini meluncurkan dua reksadana syariah sekaligus, akhir Oktober lalu. Reksadana saham syariah bernama Avrist Equity Amar Syariah, memutar investasi minimal 80% pada efek saham dalam daftar efek syariah (DES). Satu lagi, reksadana campuran syariah bernama Avrist Balanced Amar Syariah yang bisa mengalokasikan investasi pada saham syariah, obligasi syariah atau sukuk dan instrumen pasar uang syariah.
Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, perlambatan pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah disebabkan pasar saham dan obligasi di 2013 yang tidak seagresif tahun sebelumnya. Seperti diketahui, pasar saham dan obligasi yang menjadi aset dasar reksdana syariah tahun ini kurang mocer akibat ekonomi domestik dan global yang tertekan. "Namun, dari sisi unit penyertaan (UP), hingga Oktober 2013 year to date (ytd), tumbuh lebih tinggi mencapai 14,34% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya naik 2,6%," kata Vilia.
Maybank GMT akan sasar reksdana syariah
PT GMT Asset Management telah resmi berganti nama menjadi PT Maybank GMT Asset Management. Perubahan nama ini seiring selesainya akuisisi yang dilakukan PT Maybank Asset Management terhadap PT GMT Asset Management.
Setelah peleburan ini, Presiden Direktur Maybank GMT Asset Management, Marto Sutiono mengatakan, Maybank GMT akan gencar menyasar pasar reksadana konvensional dan syariah. Produk syariah dipercaya masih prospektif karena mayoritas penduduk Indonesia merupakan muslim. Untuk itu, Maybank GMT berencana meluncurkan reksadana pasar uang syariah di awal tahun depan.
Pemilihan aset-aset dasar produk reksadana GMT lebih banyak pada sektor-sektor perbankan, infrastruktur dan konstruksi. Saat ini, GMT lebih banyak memiliki produk reksadana pendapatan tetap. Dari total dana kelolaan, sekitar 60%-70% dana kelolaan merupakan kontribusi dari reksadana pendapatan tetap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News