Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepanjang Mei, kinerja beberapa produk reksadana saham berbasis syariah berhasil unggul di tengah pasar reksadana saham secara keseluruhan.
Berdasarkan data Infovesta Utama, secara month on month (mom), empat produk berbasis syariah berurutan menempati jajaran return tertinggi untuk jenis reksadana saham.
Keempat produk tersebut adalah Pacific Saham Syariah II yang mencetak return 17,63%, DMI Dana Saham Syariah dengan imbal hasil 14,77%, Treasure Saham Berkah Syariah membukukan return 14,09%, dan KAM Kapital Syariah berimbal hasil 12,62%.
Kinerja empat produk tersebut jauh melesat meninggalkan kinerja indeks acuan yang malah bergerak negatif. Pada akhir Mei, Jakarta Islamic Index (JII) mencatatkan pertumbuhan -0,61% mom. Senada, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pun tertinggal dengan menorehkan kinerja -0,74% pada periode yang sama.
Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana menduga, kecenderungan bullish yang menyelimuti pasar saham sepanjang Mei membuat harga saham beberapa efek merangkak naik. Hal tersebut, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatatkan kinerja 0,93% mom.
Imbasnya, sektor-sektor yang menjadi favorit portofolio reksadana saham syariah ikut terdongkrak. Sektor yang dimaksud antara lain sektor industri dasar seperti semen, pakan ternak, dan kabel. Lalu, ada pula infrastruktur, dan pertambangan yang juga dapat dipertimbangkan sebagai pilihan portofolio.
“Memang kinerja perbankan saat ini outstanding, tapi harga komoditas pun rata-rata sedang bagus,” ungkapnya kepada KONTAN.
Dia menilai, ke depannya, pasar reksadana saham syariah cenderung stabil dibanding yang konvensional. Selain itu, tidak signifikan terpengaruh sentimen yang ada di pasar. Sebab, biasanya investor pada produk tersebut adalah investor yang loyal dan memiliki pertimbangan khusus hingga akhirnya memutuskan berinvestasi di instrumen syariah.
Hanya saja, para manajer investasi yang mengelola produk berbasis syariah kerap tekendala dengan pasar yang masih terbilang sempit. “Pasar syariah itu sangat segmented, sehingga tidak seramai pasar reksadana saham konvensional,” cetusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News