Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana saham mencatatkan imbal hasil tertinggi selama bulan Agustus 2024. Meningkatnya kinerja reksadana saham ini berkat dukungan dari aliran dana investasi asing.
Direktur Majoris AM Gresia Kusyanto mengatakan, faktor yang mendorong performa reksadana secara umum pada bulan Agustus adalah optimisme terhadap potensi aliran dana ke negara berkembang khususnya Indonesia. Optimisme tersebut terjadi di semua kelas aset karena aliran dana (fund flow) tersebut mendorong pembelian secara signifikan.
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada semester-II 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 29 Agustus 2024, nonresiden atau investor asing tercatat beli neto sebesar Rp 57,31 triliun di SRBI, Rp 43,15 triliun di pasar SBN, dan Rp 12,45 triliun di pasar saham.
Baca Juga: Menata Kembali Portofolio Investasi Jelang Pemangkasan Suku Bunga AS
Alhasil, semua indeks reksadana berbagai kelas aset mencatatkan imbal hasil positif selama bulan Agustus 2024.
Berdasarkan data Infovesta, pertumbuhan imbal hasil atau return paling tinggi dari indeks reksadana saham sebesar 3,10% MoM, kemudian, disusul indeks reksadana campuran 2,74% MoM, indeks reksadana pendapatan tetap 1,21% MoM, serta reksadana pasar uang dengan pertumbuhan return 0,38% MoM.
Menurut Gresia, masih ada peluang tren positif kinerja reksadana kembali berlanjut di bulan September. Namun ini akan tergantung keputusan bank sentral dan sentimen terhadap pergerakan suku bunga lanjutan.
Faktor domestik sendiri akan menunggu sentimen dari rencana-rencana pemerintahan yang baru. Dengan demikian, beberapa sentimen tersebut akan memengaruhi arah pasar dan kinerja reksadana bisa fluktuatif.
Baca Juga: Periksa Top Losers saat IHSG Menguat pada Bursa Kamis (6/9), Ada TLKM, BRPT, dan KLBF
‘’Korelasi suku bunga turun secara tren adalah positif untuk pasar. Namun seberapa besar pasar sudah mendiskon penurunan dan ekspektasi arah pergerakan lanjutan masih harus dilihat kembali,’’ jelas Gresia kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).
Gresia memproyeksi, performa reksadana saham mungkin akan lebih kompleks seiring dengan pergerakan aset portofolionya. Namun, investor disarankan tetap mencermati reksadana sesuai profil resiko dan time horizon investasi masing-masing.
Adapun sejak Januari – Agustus 2024, pertumbuhan imbal hasil paling tinggi berasal dari indeks reksadana pasar uang dengan angka 3.09% year to date (ytd). Selanjutnya diikuti pertumbuhan imbal hasil dari kumpulan produk reksadana pendapatan tetap dan campuran, masing-masing 2.97% ytd, 1.90% ytd. Sedangkan, imbal hasil reksadana saham terpantau minus 2.36% ytd.
Baca Juga: Atur Portofolio Jelang Pertemuan The Fed dan Pergantian Presiden, Begini Strateginya
Direktur Panin AM Rudiyanto mengamati, kinerja reksadana positif di bulan Agustus terutama reksadana saham sejalan dengan kenaikan saham sebagai aset dasarnya (underlying asset). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuan bagi pergerakan saham terpantau naik tinggi di Agustus sekitar 5.72% MoM.
‘’IHSG naik tinggi di Agustus seiring dengan kebijakan bunga Fed yang akan memangkas suku bunganya, sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi karena data perekonomian makro yang solid dan transisi pemerintahan yang mulus,’’ ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).
Rudiyanto mencermati, secara umum kenaikan saham merata di bulan Agustus. Khususnya saham nilainya yang relatif murah, valuasinya naik lebih tinggi dibandingkan saham bluechip.
Oleh karena itu pula, Rudiyanto berujar, reksadana saham kelolaan Panin AM mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Agustus 2024 di antaranya pada produk Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh dengan kenaikan 9,88% MoM.
Baca Juga: Mengenal Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28, Simak Persyaratannya
Kenaikan imbal hasil produk tersebut dilatarbelakangi dukungan saham yang pertumbuhannya naik lebih tinggi di atas IHSG. Berdasarkan Fund Fact Sheet produk Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh, beberapa saham dalam portofolio produk tersebut diantaranya BMRI, BBCA, ASRI, ASII, SMRA.
Rudiyanto masih optimistis reksadana saham akan menawarkan pertumbuhan signifikan hingga akhir tahun ini dengan perkiraan IHSG bisa mencapai 7.900 – 8.000. Investor dapat mencermati saham-saham dengan valuasi murah dengan adanya potensi bertumbuh, serta tetap memperhatikan laporan keuangan emiten terkait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News