Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tepat dalam memilih saham untuk dijadikan aset, Reksadana Pinnacle Indonesia Sharia Equity Fund milik Pinnacle Investment berhasil menorehkan kinerja positif.
Berdasarkan data Infovesta Utama per Jumat (13/9), kinerja reksadana ini tumbuh 5,25% sejak awal tahun. Kinerja tersebut unggul dari kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang hanya tumbuh 2,27% di periode yang sama. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) juga masih lebih rendah dari reksadana Pinnacle Indonesia Sharia Equity Fund karena berkinerja 4,04% di periode yang sama.
Indra M. Firmansyah, Director & Head of Investment Pinnacle Investment mengatakan pemilihan saham dilakukan dengan menggunakan penggabungan analisis fundamental dan analisis kuantitatif.
"Kita pilih saham-saham yang terekspos pada faktor value, momentum, volatility, dan quality," kata Indra, Rabu (11/9).
Strategi kriteria saham tersebut selanjutnya Indra pilih dengan mempertimbangkan sektor. Menurutnya banyak saham di sektor properti dan tambang yang saat ini memiliki empat faktor utama di Pinnacle Investment.
Baca Juga: Pinnacle Persada Investama menyambut positif rencana pemberlakuan insentif pajak ETF
Berdasarkan fund fact sheet per Agustus, alokasi sektor reksadana ini paling banyak berasal dari sektor properti dengan porsi alokasi sebesar 46,53%. Sementara porsi alokasi sektor sebanyak 23,86% berada di sektor tambang dan porsi 21,61% berada di sektor perdagangan.
Aset reksadana ini juga tersebar pada sektor consumer goods sebesar 4,82%. Sementara sebesar 0,01% ditempatkan pada sektor industri dasar dan 3,16% berada di instrumen kas.
Head of Research & Consulting Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan sektor properti saat ini memang berkinerja baik karena diuntungkan dengan tren penurunan suku bunga. Emiten properti yang masuk dalam lima kepemilikan terbesar reksadana ini adalah PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan PT Sitara Propertindo Tbk (TARA).
Selanjutnya, ada PT Atlas Resources Tbk (ARII), PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang juga masuk dalam top 5 holdings.
Edebert menilai jajaran lima emiten dengan kepemilikan terbesar tersebut termasuk dalam kategori saham dengan kapitalisasi pasar yang menengah. Oleh karena itu, kinerja reksadana ini tidak searah dengan indeks acuan, melainkan bisa berkinerja mengungguli indeks acuan.
Namun, di satu sisi reksadana ini juga memiliki risiko. Jika ditarik kinerja dalam setahun terakhir, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berkinerja 10,9%, sementara reksadana ini berkinerja 5,4%.
Baca Juga: Suku Bunga Turun, Reksadana Bakal Kecipratan Untung
Indra mengatakan apabila ada perbaikan dari kondisi ekonomi global dan geopolitik, maka reksadana ini bisa mendapatkan sentimen positif.
Secara umum, Edbert memproyeksikan reksadana saham syariah bisa tumbuh 5%-8% hingga akhir tahun. Hingga Agustus, reksadana ini berhasil mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp 115 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News