kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana pasar uang paling moncer sepanjang Februari 2020


Rabu, 04 Maret 2020 / 06:00 WIB
Reksadana pasar uang paling moncer sepanjang Februari 2020


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persebaran virus corona telah menekan keadaan pasar investasi. Sepanjang Februari kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan harus merosot 8,20%. Anjloknya kinerja IHSG turut menyeret kinerja reksadana.

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana saham mencatatkan kinerja terburuk. Tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index yang selama bulan Februari anjlok 7,23%. Rata-rata kinerja reksadana campuran pun bernasib sama. Merujuk Infovesta 90 Balanced Fund Index, reksadana campuran tercatat minus 3,71%.

Di luar dugaan, reksadana pasar uang justru menjadi reksadana yang pertumbuhannya paling ciamik selama Februari. Infovesta 90 Money Market Fund Index menunjukkan pertumbuhan rata-rata 0,41% secara bulanan, tertinggi dibanding reksadana lainnya.

Baca Juga: Ini strategi MI dengan kinerja reksadana pendapatan tetap paling moncer

Reksadana pendapatan tetap yang biasanya mencatatkan kinerja paling positif di tengah kekhawatiran justru hanya tumbuh tipis. Di mana, Infovesta 90 Fixed Income Fund Index hanya naik 0,13%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, sejatinya kinerja reksadana pasar uang yang ciamik disebabkan adanya penurunan kinerja pada jenus reksadana yang lain. 

Ia menyebut reksadana saham anjlok karena virus corona sementara reksadana pendapatan tetap juga kurang mumpuni kinerjanya setelah banyaknya aksi jual oleh asing pada Surat Utang Negara (SUN).

“Secara kinerja, reksadana pasar uang memang positif dan konsisten karena pertumbuhan secara rata-rata memang di kisaran 0,40% - 0,50% dalam beberapa waktu ke belakang. Ini tidak terlepas dari tren deposit yang saat ini cukup baik,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Namun Wawan menyebut, ke depan pertumbuhan reksadana pasar uang bisa sedikit terganggu dan akan sedikit lebih rendah. Hal ini dikarenakan The Federal Reserve tengah merencanakan penurunan suku bunga acuan yang berpotensi membuat suku bunga Indonesia ikut turun. 

Padahal Bank Indonesia (BI) baru saja menurunkan suku bunga pada akhir Februari kemarin.

Baca Juga: Kinerja reksadana pendapatan tetap paling mantap sepanjang 2020

“Tapi perlu diingat, reksadana pasar uang kan fokusnya bukan ke return tapi untuk likuiditas dan mencari aman. Jadi sepanjang return-nya setara dengan deposito itu sudah baik, meski setara reksadana pasar uang lebih baik karena lebih likuid,” kata Wawan.

Wawan sendiri memproyeksikan pertumbuhan reksadana pasar uang hingga akhir tahun nanti akan berkisar di antara 4% - 4,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×