CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Reksadana pasar uang dan terproteksi jadi rekomendasi investasi jangka pendek


Senin, 24 Agustus 2020 / 12:42 WIB
Reksadana pasar uang dan terproteksi jadi rekomendasi investasi jangka pendek
ILUSTRASI. Ilustrasi foto menanam uang dengan tema Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/07/2019


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang diperkirakan akan mengalami penurunan kinerja pada tahun ini. Hal ini tidak terlepas dari masih terbukanya peluang pemangkasan suku bunga hingga tren suku bunga yang rendah.

Kendati dari sisi kinerja akan turun, Direktur Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba mengungkapkan reksadana pasar uang tetap menjadi opsi investasi untuk horizon investasi jangka pendek karena memiliki likuiditas tinggi dan tingkat risiko yang rendah. 

Marsangap mengatakan hal tersebut berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia yang akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya sebesar 3,0% ± 1% pada 2020 dan 2021. Langkah ini dinilai Marsangap akan berdampak pada suku bunga acuan BI yang juga akan tetap dijaga di level rendah yang pada akhirnya akan berimbas pada rendahnya suku bunga simpanan perbankan. 

Baca Juga: Pasar masih wait and see, reksadana pasar uang bisa jadi pilihan investasi

“Berdasarkan kondisi tersebut, prospek reksadana pasar uang masih cukup diminati oleh investor ke depannya. Kami melihat investor masih akan tetap memilih reksadana pasar uang  dalam pengelolaan dana jangka pendek dan dana darurat untuk dapat mengoptimalkan hasil investasi,” kata Marsangap kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).

Namun, Marsangap bilang jika investor dengan tujuan investasi jangka panjang, maka kondisi saat ini dapat dijadikan momentum melakukan strategi investasi buy on weakness di reksadana saham untuk memaksimalkan hasil investasi dalam jangka panjang. 

Ke depan, dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global akibat kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi global, dan kenaikan tensi geopolitik Amerika Serikat (AS) - China membuat investor cenderung untuk memilih instrumen investasi yang tingkat risiko dan fluktuasi harga yang rendah. Oleh sebab itu, reksadana pasar uang dan reksadana terproteksi bisa jadi pilihan.

DIM sendiri dalam kondisi saat ini mengatur portofolio reksadana pasar uang mereka dengan semakin menitikberatkan pemilihan underlying yang berkualitas tinggi.

Underlying yang dipilih yakni yang memiliki likuiditas tinggi dan risiko rendah sebagaimana karakteristik utama dari reksa dana pasar uang. 

Baca Juga: Reksadana pasar uang masih jadi pilihan menarik di tengah tren rendahnya suku bunga

“Kami memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang akhir tahun 2020 ada pada kisaran 5,1%-5,3% per tahun,” pungkas Marsangap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×