kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Pasar masih wait and see, reksadana pasar uang bisa jadi pilihan investasi


Senin, 24 Agustus 2020 / 12:33 WIB
Pasar masih wait and see, reksadana pasar uang bisa jadi pilihan investasi
ILUSTRASI. Ilustrasi foto menanam uang dengan tema Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/07/2019


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi selama masa pandemi ini berpotensi membuat suku bunga acuan dalam tren rendah. Yang terbaru, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 4% pada pekan lalu.

Fund Manager PT Insight Investment Management Nesya F Agustini mengatakan dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan terjadi ruang untuk penurunan pada suku bunga deposito. 

Tak hanya deposito, imbal hasil obligasi pun diperkirakan akan terdampak dan pada akhirnya akan membuat kenaikan harga obligasi.

Baca Juga: Reksadana pasar uang masih jadi pilihan menarik di tengah tren rendahnya suku bunga

“Dengan kondisi tersebut, kami masih menggunakan strategi overweight pada obligasi kurang dari setahun. Kami juga akan tetap menggunakannya dalam mengelola portofolio reksadana pasar uang,” ujar Nesya kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).

Nesya optimistis reksadana pasar uang masih jadi pilihan yang menarik di tengah kondisi pasar finansial yang masih cukup berfluktuasi seperti saat ini. Meski ancaman resesi global ada di depan mata, Nesya melihat hal tersebut tidak terlalu berdampak pada pergerakan reksadana pasar uang yang cenderung memiliki pergerakan yang stabil. Sehingga reksadana pasar uang bisa dijadikan pilihan investor selama masa wait and see.

Reksadana pasar uang dari segi Asset Under Management (AUM) tercatat juga mengalami pertumbuhan yang signifikan secara bulanan (mom). Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM reksadana pasar uang sepanjang Juli naik Rp 19 triliun secara mom menjadi Rp 493,104 triliun.

“Pertumbuhan reksadana pasar uang terjadi baik dari sisi AUM dan Unit Penyertaan (UP) dikarenakan kondisi pasar yang masih wait and see. Di Insight sendiri, AUM reksadana pasar uang kami juga inline dengan pertumbuhan industri, bahkan mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 38,97% secara mom,” jelas Nesya.

Menimbang situasi saat ini, Nesya menuturkan Insight menerapkan strategi dengan menjadikan menjadikan obligasi dengan tenor di bawah setahun sebagai aset dasar selain deposito. Hal ini dilakukan karena obligasi memiliki keuntungan yaitu memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik serta pajak yang lebih kecil dibandingkan deposito.

Baca Juga: Siapkan Uang Tunai BIar Tahan Banting Hadapi Resesi

“Kami menargetkan imbal hasil yang ingin kami capai pada tahun ini berkisaran 6%-7% seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan,” pungkas Nesya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×