kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana online akan diatur OJK lo!


Selasa, 02 Juli 2013 / 15:19 WIB
Reksadana online akan diatur OJK lo!
ILUSTRASI. Promo Hypermart 25-27 Januari 2022.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan aturan mengenai transaksi elektronik efek reksadana. Ketua Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengungkapkan, aturan itu akan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi yang berinvestasi di reksadana.

Aturan tersebut dibuat untuk meningkatkan keamanan dalam bertransaksi reksadana online. "Aturannya sedang kami siapkan, dan tidak hanya untuk kelancaran transaksi, tetapi juga untuk keamanan konsumen," kata Muliaman di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (2/7).

Meski begitu, Muliaman mengaku belum bisa menjelaskan rancangan aturan itu secara rinci. Hal ini lantaran, OJK masih melakukan konsultasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, beberapa manajer investasi (MI) dan juga dengan agen penjual reksadana (APERD), untuk merumuskan aturan detailnya.

"Kami mengikuti praktik dasarnya saja. Kami konsultasikan, seperti apa. Untuk detailnya, masih belum bisa saya jelaskan," ujar Muliaman. Sebelumnya, OJK tengah menyusun surat edaran untuk melegalkan transaksi reksadana secara online.

Dewan Komisioner OJK Bidang Pasar Modal Nurhaida mengatakan, surat edaran tersebut ditargetkan keluar pada semester-II 2013. Namun sayang, Nurhaida tidak bersedia menjelaskan secara rinci detail mekanisme transaksi elektronik efek reksadana tersebut.

Untuk mendapatkan masukan dari publik, OJK telah melakukan dengar pendapat dan diskusi kelompok dengan pihak-pihak yang terkait, seperti Menteri Komunikasi dan Informatika, beberapa manajer investasi (MI) dan agen penjual reksadana (APERD).

MI yang hadir seperti Panin Asset Management, Trimegah Asset Management dan Danareksa Investment Management. Adapun, APERD yang hadir yakni Bank Commonwealth dan Bank Mandiri. Saat ini, sekitar 70% investor di pasar modal Indonesia merupakan investor asing.

Ini kurang menguntungkan jika kondisi global memburuk. Sebab, pasar keuangan dalam negeri bakal turun dalam. Akibatnya, pasar saham dan surat berharga negara tertekan. Ini juga berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Hans bilang, dengan sistem online, diperkirakan investor reksadana bisa naik 100% per tahun, jika diikuti sosialisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×