kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana jadi pilihan investasi Ezra Nazula di kala pandemi Covid-19


Sabtu, 07 November 2020 / 07:40 WIB
Reksadana jadi pilihan investasi Ezra Nazula di kala pandemi Covid-19


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi di dalam kondisi saat ini. Begitulah pendapat Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula. Tak hanya asal berpendapat, meletakkan dana investasi di reksadana merupakan buah hasil perjalanan panjang Ezra mengenal dunia pasar modal.

Ezra menceritakan pada awal mengenal instrumen pasar saham di bangku kuliah Boston University, Amerika Serikat, dia rugi besar. Pada saat itu memang Ezra meletakkan sebagian besar dana investasinya di saham teknologi. Saking fokusnya pada saham teknologi, pada masa dotcom bubble di tahun 2000, Ezra lantas mengalami rugi besar.

Dari pengalamannya tersebut, Ezra belajar untuk melakukan diversifikasi portofolio investasi, dan menemukan jawabannya di instrumen reksadana. “Saya lihat investasi memang harus ada diversifikasi, bukan karena saya kerja di manajer investasi, tapi reksadana cukup tepat di kondisi sekarang. Di reksadana itu kan ada berbagai macam instrumen dan itu sudah diinvestasikan oleh manajer investasi. Sehingga dari sisi manajemen risikonya jadi lebih bagus.,” jelas Ezra kepada Kontan, Jumat (6/11).

Dengan adanya manajer investasi itu pula, dia sebagai investor pun tak perlu pusing melihat pergerakan saham seperti ketika terjun langsung ke dunia pasar saham. Di sisi lain, akses berinvestasi di reksadana juga lebih terjangkau, dengan uang Rp 100.000 pun investor sudah bisa membeli unit reksadana. Namun, Ezra juga menekankan bahwa instrumen investasi perlu disesuaikan dengan profil risiko masing-masing individu.

Baca Juga: Hasil pengembangan investasi dana pensiun Indonesia mini, ternyata ini penyebabnya

Strategi di kala pandemi Covid-19

Di tengah volatilitas pasar saham yang tinggi seperti saat ini, penting bagi investor untuk mendiversifikasi investasi. Jika ada portofolio yang rugi, masih ada portofolio lain yang menahan kerugian agar tidak terlalu dalam.

Dalam kondisi ekonomi saat ini, Ezra masih meletakkan hampir sebagian besar dana investasinya di reksadana. Ezra menempatkan dananya di reksadana pasar uang, pendapatan tetap, dan saham.

Sebenarnya, Ezra lebih banyak meletakkan dananya di reksadana saham yaitu mencapai 40%, sedangkan 40% lainnya diletakkan di reksadana pendapatan tetap dan sisanya yaitu 20% di reksadana pasar uang.

“Kalau dari pandemi ini, memang dana yang baru saya lebih banyak taruh di pasar uang dan pendapatan tetap. Kalau ekonomi sedang melambat, reksadana pasar uang dan pendapatan tetap lebih menguntungkan,” jelas Ezra.

Baca Juga: Jangan takut resesi, ini saran Warren Buffett soal investasi di masa sulit

Apabila melihat jangka panjang, lanjut Ezra, investor sebenarnya bisa memanfaatkan penurunan harga reksadana saham ini untuk mendapatkan kinerja yang optimal di beberapa tahun mendatang.

Prinsip lain yang menjadi pegangan Ezra dalam berinvestasi di reksadana adalah jeli dalam memilih manajer investasi. Karena investor telah dimudahkan dengan adanya pihak yang mengelola dana, maka tiap individu harus benar-benar mengenal manajer investasi yang dipercaya untuk mengelola dananya.

Sebelum membeli produk reksadana, Ezra akan melihat profil manajer investasi melalui situs resmi dan data di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ezra juga cermat mengamati fund fact sheet dari suatu produk reksadana. Pasalnya di lembar tersebut, manajer investasi biasanya akan memberikan informasi 5 hingga 10 besar saham yang menjadi aset dasar.

“Lihat top five dan top ten-nya, lihat bagaimana kinerja reksadana saham tersebut, kalau sahamnya naik berapa persen dan reksadananya bisa mengimbangi, selama reksadana bergerak secara inline dengan underlying maka portfolio sudah optimal,” ujar Ezra.

Baca Juga: Simak tips cuan di pasar saham dari Direktur Keuangan Reliance Sekuritas Wilson Sofan

Ezra juga mengaku bukan investor yang kerap melakukan rebalancing portofolio, mengingat profilnya yang menggunakan dana hasil investasi untuk jangka panjang. Namun, bukan berarti Ezra tak acuh pada kondisi ekonomi makro yang secara tidak langsung berpengaruh pada pergerakan instrumen investasinya.

Apabila kondisi ekonomi telah menunjukkan tanda akan pulih, Ezra akan kembali meletakkan dana baru investasinya di reksadana saham. Mengingat imbal hasil dari reksadana saham akan lebih menguntungkan apabila sentimen pasar telah membaik, dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan obligasi.

Kedua jenis reksadana tersebut memiliki profil risiko yang rendah, dan imbal hasil yang berada dikisaran inflasi. “Jadi kalau year to date memang reksadana obligasi dan pasar uang mencatatkan kinerja yang lebih bagus karena ada kebijakan yang akomodatif dan inflasi yang rendah,” kata dia.

Ezra memprediksi bahwa ekonomi domestik telah menunjukkan tanda pemulihan meski pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 masih terkontraksi. Namun, angka pertumbuhan ekonomi yang negatif telah membaik dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Harapannya bottom sudah di kuartal II-2020  dan kuartal III-2020 sudah membaik dengan adanya program pemerintah PEN dan suku bunga yang masih bisa diturunkan lagi itu akan memberikan katalis untuk mendukung pemulihan ekonomi. Ekonomi akan positif di 2021,” pungkas dia.

Baca Juga: Banyak PHK, jumlah kepesertaan BPJamsostek turun jadi 50,4 juta di kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×