kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana jadi pilihan investasi Ezra Nazula di kala pandemi Covid-19


Sabtu, 07 November 2020 / 07:40 WIB
Reksadana jadi pilihan investasi Ezra Nazula di kala pandemi Covid-19


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Apabila melihat jangka panjang, lanjut Ezra, investor sebenarnya bisa memanfaatkan penurunan harga reksadana saham ini untuk mendapatkan kinerja yang optimal di beberapa tahun mendatang.

Prinsip lain yang menjadi pegangan Ezra dalam berinvestasi di reksadana adalah jeli dalam memilih manajer investasi. Karena investor telah dimudahkan dengan adanya pihak yang mengelola dana, maka tiap individu harus benar-benar mengenal manajer investasi yang dipercaya untuk mengelola dananya.

Sebelum membeli produk reksadana, Ezra akan melihat profil manajer investasi melalui situs resmi dan data di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ezra juga cermat mengamati fund fact sheet dari suatu produk reksadana. Pasalnya di lembar tersebut, manajer investasi biasanya akan memberikan informasi 5 hingga 10 besar saham yang menjadi aset dasar.

“Lihat top five dan top ten-nya, lihat bagaimana kinerja reksadana saham tersebut, kalau sahamnya naik berapa persen dan reksadananya bisa mengimbangi, selama reksadana bergerak secara inline dengan underlying maka portfolio sudah optimal,” ujar Ezra.

Baca Juga: Simak tips cuan di pasar saham dari Direktur Keuangan Reliance Sekuritas Wilson Sofan

Ezra juga mengaku bukan investor yang kerap melakukan rebalancing portofolio, mengingat profilnya yang menggunakan dana hasil investasi untuk jangka panjang. Namun, bukan berarti Ezra tak acuh pada kondisi ekonomi makro yang secara tidak langsung berpengaruh pada pergerakan instrumen investasinya.

Apabila kondisi ekonomi telah menunjukkan tanda akan pulih, Ezra akan kembali meletakkan dana baru investasinya di reksadana saham. Mengingat imbal hasil dari reksadana saham akan lebih menguntungkan apabila sentimen pasar telah membaik, dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan obligasi.

Kedua jenis reksadana tersebut memiliki profil risiko yang rendah, dan imbal hasil yang berada dikisaran inflasi. “Jadi kalau year to date memang reksadana obligasi dan pasar uang mencatatkan kinerja yang lebih bagus karena ada kebijakan yang akomodatif dan inflasi yang rendah,” kata dia.

Ezra memprediksi bahwa ekonomi domestik telah menunjukkan tanda pemulihan meski pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 masih terkontraksi. Namun, angka pertumbuhan ekonomi yang negatif telah membaik dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Harapannya bottom sudah di kuartal II-2020  dan kuartal III-2020 sudah membaik dengan adanya program pemerintah PEN dan suku bunga yang masih bisa diturunkan lagi itu akan memberikan katalis untuk mendukung pemulihan ekonomi. Ekonomi akan positif di 2021,” pungkas dia.

Baca Juga: Banyak PHK, jumlah kepesertaan BPJamsostek turun jadi 50,4 juta di kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×