kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana campuran Archipelago prioritaskan pasar uang


Kamis, 19 Juli 2018 / 08:09 WIB
Reksadana campuran Archipelago prioritaskan pasar uang
ILUSTRASI. Archipelago Asset Management


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian yang melanda pasar finansial Indonesia dalam beberapa bulan terakhir berdampak negatif terhadap hampir semua jenis reksadana, termasuk reksadana campuran. Kendati begitu, masih ada sejumlah produk reksadana campuran yang bisa memberi imbal hasil positif. Salah satunya adalah Archipelago Profit Global Balance Fund.

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana racikan Archipelago Asset Management ini memperoleh imbal hasil sebesar 8,31% (yoy) hingga 17 Juli lalu. Angka ini lebih besar ketimbang imbal hasil rata-rata reksadana campuran, sebagaimana terlihat dari pergerakan Infovesta Balance Fund Index, yang sebesar 0,54% (yoy).

Return reksadana ini sebenarnya turun 1,06% dari bulan sebelumnya. Namun, di periode yang sama, Infovesta Balanced Fund Index mencetak penurunan 2,18%.

Head of Investment Archipelago Asset Management Effendi Hasim mengatakan, dalam mengelola reksadana ini, pihaknya fokus memilih saham yang lebih spesifik berdasarkan teknikal. MI juga mengandalkan analisis momentum terhadap kumpulan saham yang ada.

Berdasarkan fund fact sheet Mei, 77% portofolio reksadana Archipelago Profit Global Balance Fund berisi efek berupa kas dan pasar uang. Lalu, sekitar 21% portofolio berupa saham dan sisanya instrumen pendapatan tetap, yakni sekitar 3%.

Effendi mengaku, tidak ada perubahan yang signifikan terkait komposisi aset portofolio reksadana ini pada bulan Juni. "Pasar yang flat dan cenderung turun menyulitkan kami untuk meningkatkan nilai saham," ujar dia, belum lama ini.

Lebih lanjut, saham dari sektor konsumer mendapat porsi yang paling besar , yakni 40%. Diikuti oleh saham dari sektor perdagangan dan jasa sebesar 19% serta saham industri dasar sebesar 16%.

Dalam memilih efek berupa saham, pihak Archipelago Asset Management biasanya mengutamakan analisis fundamental dan selalu melihat momen yang tepat untuk mengambilnya.

Sementara itu, efek berupa pendapatan tetap yang menjadi aset portofolio reksadana tersebut biasanya adalah obligasi pemerintah atau obligasi yang diterbitkan oleh BUMN. Reksadana ini juga memiliki aset obligasi korporasi swasta. Namun, obligasi tersebut minimal harus memiliki rating -A.

Adapun untuk efek kas atau pasar uang, reksadana ini mengandalkan deposito yang minimal berasal dari bank BUKU II.

Effendi menambahkan, reksadana Archipelago Profit Global Balance Fund ditujukan untuk investor ritel maupun institusi.

Menurut Effendi, bila pasar sudah kembali pulih, ia optimistis reksadana ini bisa memberikan imbal hasil di kisaran 12%-16% pada akhir tahun nanti.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, penempatan aset berupa kas atau pasar uang yang lebih dari 50% merupakan keputusan yang jitu. Sebab, dalam beberapa bulan terakhir pasar saham dan obligasi mengalami koreksi. "Di sisi lain pasar uang tengah diuntungkan seiring kenaikan suku bunga acuan," kata dia, kemarin.

Terlepas dari itu, menilik alokasi aset di kas dan pasar uang cukup besar, Wawan menganggap Archipelago Profit Global Balance Fund merupakan reksadana campuran yang konservatif. Artinya, reksadana tersebut condong mementingkan likuiditas dan minimalisasi risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×