kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Reksadana Ashmore bertumpu pada saham small caps


Kamis, 16 Maret 2017 / 11:19 WIB
Reksadana Ashmore bertumpu pada saham small caps


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Saham berkapitalisasi kecil dan menengah seringkali tumbuh melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Wajar jika manajer investasi mengoleksinya sebagai aset dasar reksadana saham agar return yang dihasilkan optimal.

Hal ini dilakukan PT Ashmore Asset Management Indonesia dalam mengelola reksadana Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN). Steven Satya Yudha, Head of Sales and Distribution Ashmore Asset Management Indonesia, menerangkan, produk reksadana ini bertujuan memberikan imbal hasil investasi secara optimal dalam jangka panjang.

Tak heran, reksadana ini memilih aset dasar berupa saham-saham kapitalisasi kecil dan menengah. Sektor pilihannya adalah komoditas terutama batubara.

Sektor infrastruktur juga jadi pengisi aset dasar reksadana ini. Infrastruktur dianggap positif karena pemerintah terus menyalurkan anggaran pembangunan infrastruktur. Jumlahnya juga terus meningkat. "Sektor ritel juga cukup positif, karena pemerintah condong menstimulasi daya beli masyarakat menengah ke bawah," kata Yudha.

Sekitar 50% isi portofolio Ashmore Dana Progresif Nusantara adalah saham-saham kecil, sehingga tingkat risiko dan imbal hasilnya cukup tinggi.

Mengacu fund fact sheet Februari 2017, aset saham berkapitalisasi besar di atas Rp 30 triliun mencapai 39,19%, saham berkapitalisasi kecil di bawah Rp 30 triliun 45,78% dan sisanya pasar uang 15,03%.

Sampai Februari, produk reksadana ini telah mengantongi dana kelolaan Rp 2,86 triliun. Sampai akhir tahun, dana kelolaan ditargetkan mencapai Rp 3,5 triliun.

Produk ini bisa dimiliki dengan investasi awal sebesar Rp 200.000 dan investasi selanjutnya Rp 100.000. Target return produk ini sekitar 10%-15%. "Kami melihat profitabilitas emiten tahun ini membaik, terutama sektor komoditi. Profitabilitas emiten bisa tumbuh 13%-14,7%," ujar Steven.

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama, berpendapat, kinerja reksadana ini setahun terakhir terbilang bagus, yakni 13,7% atau melampaui IHSG yang hanya naik 11,8%. Kinerjanya juga di atas rata-rata reksadana saham yang hanya 3%. "Dalam jangka panjang kinerja produk ini akan di atas IHSG karena manajer investasinya tepat dalam meracik portofolio," kata dia.

Wawan memprediksi, rata-rata return reksadana saham tahun ini 10%-12%. Sedangkan return reksadana ini diprediksi mencapai 11%-12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×