kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekor produksi AS menekan harga minyak mentah


Rabu, 23 Januari 2019 / 08:00 WIB
Rekor produksi AS menekan harga minyak mentah


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali menurun pada pertengahan pekan ini. Rabu (23/1) pukul 7.42 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 52,81 per barel, turun 0,38% dari US$ 53,01 per barel pada perdagangan kemarin.

Harga minyak mencatat penurunan dalam tiga hari berturut-turut hingga hari ini. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2019 di ICE Futures pun turun 1,98% ke US$ 61,50 per barel.

Penurunan harga minyak ini terjadi seiring dengan penurunan pasar saham. Steen Jakobsen, chief economist Saxo Bank mengatakan, outlook ekonomi global kuartal pertama ini akan suram. Tapi, dia menambahkan pemerintah China akan menjalankan segala upaya untuk menciptakan stabilitas.

Jakobsen menambahkan, kunci utama stabilitas global adalah solusi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China yang perlu tercapai sebelum tahun baru tanggal 5 Februari mendatang. "Jika hal ini tercapai, kita akan melihat dukungan kuat bagi ekonomi China," kata dia seperti dikutip Reuters.

Ekspor minyak Arab Saudi bulan November naik menjadi 8,2 juta barel per hari dari 7,7 juta barel per hari pada bulan Oktober. Sedangkan produksi naik menjadi 11,1 juta barel per hari

Sementara itu, produksi minyak mentah AS pekan lalu menunjukkan rekor di angka 11,9 juta barel per hari. "Level produksi 12 juta barel per hari belum akan tercapai di bulan-bulan ini karena adanya penurunan rig beroperasi yang cukup besar," kata Tariq Zahir, managing member Tyche Capital.

Harga minyak pun menunggu kabar pemangkasan produksi OPEC+. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih sebelumnya mengatakan bahwa pemangkasan produksi Rusia lebih lambat daripada prediksi. "Rusia tidak memangkas secepat Saudi," kata Robert Yawger, director of energy futures Mizuho di New York.

AS telah melampaui Saudi dan Rusia sebagai produsen minyak terbesar dunia. Dalam setahun terakhir, tingkat produksi minyak mentah AS bertambah hampir 2,4 juta barel per hari.

Di sisi lain, perlambatan ekonomi global menjadi tekanan harga akibat prediksi permintaan minyak yang turun. IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5% tahun ini, turun dari prediksi sebelumnya pada 3,7%. Perlambatan ekonomi China pun menjadi tekanan harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×