Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kinerja emiten ritel seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) bisa teredam gejolak makro ekonomi dan efek lonjakan inflasi. Meski begitu, potensi RALS untuk tumbuh masih terbuka.
Research Analyst MNC Sekuritas, Raka Junico memandang bahwa efek inflasi memang menjadi kekhawatiran, terlebih produk RALS yang menyasar segmen menengah-bawah, sehingga rentan akan kenaikan harga.
Namun untungnya inflasi pada kelompok pakaian masih relatif rendah di level 0,15% bulan ke bulan (mom). Selain itu, momentum Lebaran yang disertai dengan pelonggaran mobilitas menjadi dorongan bagi kinerja RALS. Raka mengingatkan, secara rata-rata dalam lima tahun terakhir, pendapatan di kuartal kedua berkontribusi sebesar 39,61% dari total pendapatan tahunan.
Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Naik, Begini Rekomendasi Saham Emiten Ritel dari Analis
Selain efek dari gejolak ekonomi, di sisa tahun ini RALS juga perlu mengantisipasi dampak yang bisa ditimbulkan dari kenaikan kasus covid-19 beserta kebijakan yang menyertainya.
"Kami melihat rencana persyaratan vaksin booster (untuk masuk ke pusat perbelanjaan) akan menjadi tantangan bagi perseroan. Aturan ini belum final, tapi hingga 12 Juli, masyarakat yang telah booster baru sekitar 24,72%," kata Raka saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (12/7).
Dari sisi pergerakan saham, secara year to date (ytd) harga saham RALS telah merosot 12,98%. Sedangkan dalam tiga bulan belakangan, harga saham RALS melemah 25,97%. Pada perdagangan Selasa (12/7), harga saham RALS menguat 1,79% ke Rp 570 per saham.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Mirae Asset Sekuritas
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia, menyampaikan bahwa pihaknya sedang meninjau ulang rekomendasi untuk RALS. Tren inflasi, depresiasi rupiah, serta kemungkinan kenaikan suku bunga, menjadi faktor yang dipertimbangkan Samuel Sekuritas.
"Kami menilai hal tersebut akan menjadi beban untuk kinerja RALS ke depan. Untuk target harga kami masih review, karena proyeksinya juga lagi kami tinjau ulang," ungkap Pebe.
Sebelumnya, dalam riset 25 April 2022 lalu, Pebe memperkirakan kinerja RALS akan pulih pada tahun ini dengan dorongan dari pelonggaran kebijakan PPKM serta kenaikan harga komoditas. Penjualan di kuartal kedua diperkirakan akan kembali menjadi penyumbang pendapatan tertinggi seiring kontribusi dari momentum Lebaran. Adapun proyeksi pendapatan RALS di tahun ini ditaksir naik 15,4% secara tahunan (yoy).
Dalam riset tersebut, Pebe memberikan rekomendasi buy dengan target harga di Rp 850 per saham lewat metode discounted cash flow (DCF). Risiko yang perlu dicermati adalah naiknya kasus covid, PPKM, inflasi dan melemahnya daya beli masyarakat.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga mengubah rekomendasinya terhadap RALS. Dalam riset 8 Mei 2022, Christine Natasya, Analis Mirae Asset Sekuritas memberi rekomendasi trading buy terhadap saham RALS dengan target harga di Rp 750 per saham.
Dalam riset terbaru pada 30 Juni 2022, Mirae Asset mengubah rekomendasi RALS menjadi hold. Dari sisi kinerja, Christine memperkirakan RALS dapat menumbuhkan pendapatan bersih 47,6% yoy menjadi Rp 3,9 triliun.
"Kami pikir Ramayana akan terus membukukan ekspansi margin pada tahun ini karena masih akan tetap beroperasi dengan efisiensi biaya," sebut Christine. Tapi dengan langkah belanja yang konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, Christine memprediksi ekspansi pembukaan toko RALS akan melambat pada tahun ini.
"Jadi hanya akan bergantung pada pemulihan pendapatan dari toko-toko ayang ada," sebut Christine.
Menyematkan rekomendasi hold, Christine pun menurunkan target harga menjadi Rp 640 per saham, yang didasarkan pada target P/E 12x pada earnings per share (EPS) di tahun 2022.
Baca Juga: Kinerja Ramayana Membaik, Begini Rekomendasikan Saham RALS
Sedangkan dalam risetnya pada 11 Mei 2022 lalu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Robert Sebastian menyematkan rekomendasi buy dengan target harga pada Rp 860 per saham. Penanganan pandemi dan pertumbuhan PDB yang lebih rendah dari ekspektasi perlu dicermati untuk prospek RALS ini.
Sementara itu, Raka melihat masih ada katalis positif bagi kinerja RALS. Antara lain berasal dari commodity boom yang dapat mendongkrak konsumsi masyarakat di luar Jawa terutama Sumatra dan Kalimantan.
"Sekitar 27% dari gerai RALS ini berada di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi sehingga masih menjadi katalis positif," ujar Raka.
Menimbang sejumlah kondisi tersebut, Raka menyematkan rekomendasi buy terhadap saham RALS dengan target harga berada di Rp 735 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News