kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Rekomendasi Saham BSI (BRIS) yang Bisa Terdongkrak Bisnis Bank Emas


Senin, 13 Januari 2025 / 21:20 WIB
Rekomendasi Saham BSI (BRIS) yang Bisa Terdongkrak Bisnis Bank Emas
ILUSTRASI. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan mendapatkan manfaat besar dari izin usaha Bullion Bank atau Bank Emas.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan mendapatkan manfaat besar dari izin usaha Bullion Bank atau Bank Emas. Kegiatan usaha bullion dapat meningkatkan layanan penyimpanan emas, pinjaman, serta cicilan emas Bank BSI.

Analis Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengatakan, langkah BRIS menjadi bank emas akan mengubah bisnis emas BSI yang sekarang berfokus pada cicilan emas. Hal itu karena saat ini emas yang disimpan tidak dapat diperdagangkan atau dipinjamkan kepada pihak ketiga.

Sebaliknya, bank emas batangan alias bullion bank beroperasi pada model bisnis yang lebih luas, menawarkan layanan seperti memberikan pinjaman kepada pelanggan yang didukung oleh emas yang dimilikinya.

Hingga Desember 2024, program cicilan emas BSI telah mencapai 15 ton dan diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi 30 ton pada tahun 2025. Dengan disetujuinya lisensi bullion bank, BSI menargetkan untuk mengelola hingga 100 ton emas dalam lima tahun ke depan, menjadi peluang pertumbuhan alternatif bagi BSI, baik dalam hal pinjaman maupun pendanaan.

Menurut data World Gold Council (WGC), total nilai emas fisik di Indonesia dapat melampaui Rp 1.000 triliun, dengan pembagian 50:50 antara logam mulia dan perhiasan. Ini merupakan sebuah potensi besar bagi Bank BSI.

Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?

Isfhan menjelaskan, sebagian besar nasabah saat ini menggunakan brankas penyimpanan aman (safe deposit boxes) untuk penyimpanan emas. Dengan mendorong peralihan dari brankas penyimpanan ke layanan penyimpanan emas BSI, maka berpotensi untuk mengamankan pinjaman lebih besar.

Target utama inisiatif tersebut adalah basis nasabah BSI yang ada, di mana penetrasi cicilan emas BSI saat ini hanya sekitar 2% dari total 22 juta nasabah, yang setara dengan 435 ribu nasabah. Lisensi bank emas batangan akan memungkinkan BSI untuk memperoleh selisih (spread) yang lebih luas pada transaksi emas.

Saat ini, spread untuk emas yang dibeli melalui rencana cicilan kurang dari 1%. Dengan lisensi bank emas, spread diproyeksikan akan melebar menjadi sekitar 5%, yang secara material dapat meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee-based income).

Isfhan memproyeksi, bisnis pinjaman emas Bank BSI akan berlipat ganda menjadi Rp28 triliun pada tahun 2025 dan selanjutnya meningkat menjadi Rp100 triliun pada tahun 2028. Pertumbuhan ini akan meningkatkan porsi emas dari total pinjaman menjadi hampir 20%, naik dari hanya 5% saat ini.

‘’Kami mengantisipasi bahwa emas akan menjadi segmen terbesar kedua dari portofolio pinjaman BSI di masa mendatang, setelah pinjaman inti untuk gaji,’’ ucap dia dalam riset 16 Desember 2024.

Baca Juga: Bisnis Emas Akan Memoles Kinerja Bank Syariah Indonesia, Cek Rekomendasi Saham BRIS

Setelah itu, Isfhan menilai bahwa potensi cicilan emas BRIS mencapai Rp 100 triliun akan mendorong pertumbuhan layanan tabungan emas BSI, dengan perkiraan mencapai 20% berkontribusi terhadpa total pinjaman pada 2028.

Bisnis emas batangan dapat memengaruhi perilaku nasabah. Setelah mereka (nasabah) melunasi cicilan emas, diharapkan selanjutnya menyimpan emas mereka di cabang BSI, memanfaatkan opsi untuk menjualnya kembali ke bank jika diperlukan atau mengambil pinjaman dengan jaminan emas.

Sinarmas Sekuritas memperkirakan 75% dari omzet cicilan emas BRIS akan berubah menjadi simpanan, dengan simpanan emas berkontribusi hampir 15% dari total simpanan pada tahun 2028, daripada 5% saat ini. Total simpanan (termasuk simpanan emas) diproyeksikan tumbuh pada CAGR 15% dari tahun 2024 hingga 2028.

Di samping itu, Net Interest Income (NII) BSI diperkirakan akan tumbuh stabil pada CAGR 15% hingga 2024–2028, didorong oleh imbal hasil pinjaman yang kuat, khususnya di segmen emas, yang saat ini menghasilkan imbal hasil sebesar 13,5%.

Baca Juga: Aksi Jual Investor Asing di Saham Bank Terus Berlanjut, Capai Rekor All-Time High

Isfhan menambahkan, bisnis emas diharapkan tidak terlalu sensitif terhadap fluktuasi suku bunga Bank Indonesia (BI), sehingga memastikan Net Interest Margin (NIM) BSI terkonsolidasi tetap di atas 5%.

Pendapatan biaya dan pendapatan lainnya, yang saat ini menyumbang 20% ??dari pendapatan operasional, akan meningkat menjadi 25% pada 2028, didukung oleh pendapatan spread emas tambahan pasca-lisensi bank emas batangan. Faktor-faktor ini mendukung perkiraan untuk pertumbuhan pendapatan bersih pada CAGR 17% selama periode 2024-2028.

Sementara itu, Laba Bersih Setelah Pajak (PATMI) diharapkan tumbuh jauh lebih cepat, melampaui CAGR 25%, didorong oleh pos-pos bawah tanah yang lebih menguntungkan. Margin bersih (net margin) diharapkan terus meningkat setelah mencapai tonggak sejarah 30% pada tahun 2024, naik dari hanya 18% pasca-merger pada tahun 2021.

Pasca lisensi bank emas batangan, margin bersih BRIS dapat mencapai 40% pada tahun 2028. Selain itu, persetujuan lisensi bank emas batangan, laba bersih BSI diproyeksi dapat mencapai Rp18 triliun pada tahun 2028, hampir tiga kali lipat dari Rp7 triliun pada tahun 2024

‘’Ke depannya, kami berharap BSI mempertahankan profil risiko yang solid, bahkan di tengah potensi pertumbuhan bisnis emasnya yang pesat setelah akuisisi lisensi bank emas,’’ ujar Isfhan.

Baca Juga: Separuh Growth Stock Tumbuh Negatif, Namun Banyak yang Diyakini Masih Prospektif

Kepala Riset RHB Sekuritas Indonesia, Andrey Wijaya melihat, potensi pertumbuhan yang signifikan bagi BRIS dalam simpanan dana murah (CASA) dan pembiayaan. Hal itu seiring minat nasabah yang kuat terhadap rekening wadiah Bank BSI yakni rekening tabungan dengan bunga hampir nol karena keselarasannya dengan prinsip syariah.

Produk pembiayaan emas BSI, yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada opsi pembiayaan lainnya, turut menghadirkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan.  Pendapatan berbasis biaya (fee based income) juga mengalami momentum positif dari layanan gadai emas dan kemitraan BRIS dengan Prudential.

‘’Kami melihat potensi pertumbuhan yang signifikan bagi Bank Syariah Indonesia, baik dalam simpanan CASA maupun pembiayaan,’’ kata Andrey saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/1).

Adapun rasio dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA) BRIS terjaga di posisi 61.8% per November 2024. Sementara itu, pinjaman atau kredit BRIS tercatat sekitar Rp 273,796 selama Januari – November 2024, tumbuh 1.3% MoM dan 16.8% YoY.

Andrey mempertahankan rekomendasi buy untuk BRIS dengan target harga sebesar Rp 3.500 per saham. Sedangkan, Isfhan menyarankan rekomendasi buy untuk BRIS, namun dengan target harga lebih tinggi di Rp 4.200 per saham. 

Selanjutnya: Great Eastern Life Indonesia dan OCBC Luncurkan GREAT Max Pro Assurance

Menarik Dibaca: Daerah Ini Hujan Seharian, Simak Proyeksi Cuaca Besok (14/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×