Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupanya sebagian pelaku merespon positif bergabungnya anak usaha Pertamina, Pertagas, ke dalam PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Salah satunya JP Morgan yang menaikkan rekomendasi terhadap saham PGAS.
JP Morgan meningkatkan rekomendasi terhadap PGAS dari sebelumnya neutral menjadi overweight Target harga yang mereka pancang berubah menjadi Rp 2.750 dari sebelumnya Rp 1.600 per saham.
"Detail struktur dan harga akusisi masih ditunggu, tapi akuisisi itu hampir dipastikan akan positif untuk PGAS," ujar Ajay Mirchandani, analis JP Morgan melalui risetnya.
Memang, dari sisi kinerja keuangan, PGAS saat ini sedang kurang menarik. Pendapatan bersih PGAS US$ 2,96 miliar, cuma naik 1,19% dibandingkan 2016 yang mencapai US$ 2,93 miliar. Lalu beban pokok pendapatan yang tinggi menekan kinerja laba bruto perusahaan jadi US$ 797,23 juta, turun 10,11% dibandingkan tahun 2016.
Dus, laba tahun berjalan emiten berkode saham PGAS ini turun 52,1% jadi US$ 147,78 juta pada tahun lalu. Di 2016, perusahaan pelat merah ini mampu membukukan laba mencapai US$ 308,58 juta. "Tapi, penurunan sudah mencapai dasar," tandas Ajay. Soalnya, harga gas sudah mulai stabil. Belum lagi ada rencana penggabungan Pertagas, yang nanti bisa menjadi mesin uang bagi PGAS.
Meski demikian, PGAS belum sepenuhnya lepas dari risiko. "Penundaan penggabungan Pertagas tetap menjadi risiko kunci," imbuh Ajay.
Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno memastikan, skema atas integrasi Pertagas dan PGAS akan dilakukan melalui skema akuisisi. Namun, dia belum bersedia merinci berapa nilai akuisisi tersebut. "Sedang dihitung oleh KJPP yang ditunjuk," ujar dia, Jumat (20/4).
Seperti diketahui, akuisisi Pertagas oleh PGAS merupakan kelanjutan atas terbentuknya holding BUMN migas pada 11 April 2018 lalu, Kementerian BUMN dan Pertamina akan membentuk subholding.
Subholding akan terdiri dari subholding gas, subholding hulu, subholding pemasaran, dan subholding hilir. Subholding gas akan terdiri dari Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Pertamina Gas. Rencana awalnya PGN akan mengakuisisi Pertagas untuk membentuk subholding.
Sementara, subholding hulu terdiri dari Pertamina hulu dan Saka Energi Indonesia. Pertamina akan rencananya akan mengakuisisi Saka Energi Indonesia.
Fajar belum bersedia mengungkapkan kapan akuisisi Pertagas oleh PGAS akan dilakukan. Namun, sebelumnya disebutkan, pemerintah menargetkan seluruh transaksi pembentukan subholding hulu dan subholding gas tersebut bisa selesai pada Agustus 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News