kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,13   6,67   0.72%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi buy LSIP dari para analis ini


Senin, 03 April 2017 / 19:38 WIB
Rekomendasi buy LSIP dari para analis ini


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun 2016 produksi tandan buah segar (TBS) inti PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengalami penurunan 12,5% menjadi 1,2 juta disebabkan El Nino. Dengan meredanya El Nino di tahun ini, diperkirakan, produksi TBS inti LSIP akan naik maksimal 10%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andy Wibowo menyampaikan optimismismenya bahwa produksi TBS ini akan mengalami kenaikan hingga 1,3 juta, tentunya karena efek El Nino mereda. Untuk mempertahankan pertumbuhan organik, LSIP berencana menanam kelapa sawit di lahan baru.

“LSIP berencana melakukan penanamaan lahan kelapa sawit baru sebesar 1.000 hektare dan ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan organik perusahaan,” ujar Andy melalui risetnya yang diterima KONTAN.

Sepanjang 2016, penjualan LSIP mencapai Rp 3,8 triliun turun 8% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 4,1 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih juga turun 4,8% menjadi Rp 593,8 miliar dari sebelumnya Rp 623,3 miliar.

Andy memperkirakan, untuk tahun ini dan tahun depan, laba bersih LSIP masing-masing mencapai Rp 5775 miliar dan Rp 837,2 miliar. “Walaupun secara nominal perkiraan laba bersih mengalami penurunan dibanding tahun 2016, tapi kontraksi mengalami penurunan,” katanya.

Pemulihan harga CPO

Sedangkan analis Kresna Sekuritas, Fransisca Putri menyampaikan, setelah efek dari El Nino mereda, tahun ini LSIP diprediksi produksi TBS inti akan tumbuh mencapai 8% dari tahun sebelumnya 5%. Hal ini bisa dilihat dalam perbaikan produksi di kuartal IV dimana LSIP memproduksi 407.000 ton melonjak 24,8% (qoq).

“Kami mempertahankan asusmsi CPO OER di 22,9% sehingga pertumbuhan produksi CPO 10,1%. Selain itu, meng-upgrade harga rata-rata CPO dari MYR 2.600 menjadi MYR 2.800 – MYR 2.900,” paparnya.

Analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja menyampaikan, dampak El Nino pada tahun 2016 sangat kuat mempengaruhi produksi crude palm oil (CPO), dimana produksi CPO LSIP anjlok 21,7% dan mengakibatkan lonjakan harga jual rata-rata CPO menjadi 12,4%. “Dan ini terjadi pada semua perusahaan CPO,” ungkapnya.

Sebab di Indonesia, sekitar 70% produk CPO digunakan oleh Industri makanan jadi permintaan CPO tergantung pada tingkat konsumsi dan jumlah penduduk. Meskipun produksi CPO tumbang namun jika jumlah penduduk mengalami peningkatan tentunya permintaan CPO juga mengalami peningkatan.

Dia juga mengatakan terkait dengan penanamaan lahan kelapa sawit baru sebesar 1.000 hektare, menurut Joni merupakan program replanting yaitu program tahunan untuk mengganti tanaman yang sudah tua dengan tanaman muda.

Dengan berakhirnya dampak dari El Nino tentunya akan meningkatkan produksi CPO sampai 10% di sepanjang 2017. Dengan permintaan CPO yang kuat di pasar domestik tentunya akan menstabilkan harga rata-rata Rp 7.500 – Rp 8.000 per kg. “Di tahun 2017 diperkirakan iklim akan kondusif, sehingga pendapatan perusahaan meningkat 7,1%,” ungkapnya.

Joni merekomendasikan buy untuk saham LSIP dengan target harga Rp 2.000 per saham. Fransisca merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.810 per saham. Sedangkan rekomendasi dari Andy juga sama, yaitu beli dengan target harga Rp 1.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×