kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi


Kamis, 05 Maret 2020 / 16:11 WIB
Recurring income kuat, emiten ini dipandang stabil meski hadapi tantangan ekonomi
ILUSTRASI. Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 33,45 poin atau 0,54% ke 6.196,89. ANTARA FOTO/Muhammad Adim


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus Corona. Ditambah lagi LPKR merupakan emiten di bidang kesehatan yang diprediksi akan menghadapi permintaan tinggi di saat kebutuhan kesehatan meningkat. 

Tinggal LPKR memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada. Meski ada perlambatan ekonomi, jika fundamental perusahaan kuat, kinerja emiten akan tetap stabil.

“Belum lagi aksi korporasi sepanjang awal tahun juga dipandang sangat baik. Hal ini bisa jadi sentimen positif. Dengan dana segar yang didapatkan, harapannya LPKR akan melakukan berbagai upaya agar dapat meningkatkan kinerja ke depannya," tegas Sukarno. 

Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) akan bagi dividen tunai, simak jadwalnya

Sementara itu, saham LPKR yang selalu tercatat sebagai saham yang paling dicari investor dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Hal ini mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif.

Meski memang sentimen tersebut masih bersifat jangka pendek. "Karena kita harus melihat perkembangan kinerja ke depannya seperti apa," ujar Sukarno.

Namun, ia optimistis, penyederhanaan izin omnibus law, akan positif juga untuk emiten properti seperti LPKR maupun emiten properti lain. Sehingga terus mendorong kinerja perusahaan semakin positif.

"Pasti positif, tinggal emitennya apakah bisa memanfaatkan dengan baik," ucap dia.

Dalam jangka panjang kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di tahun 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham LPKR masuk ke dalam daftar 10 saham paling diburu investor asing pada tanggal 30 Januari, 3 Februari, dan 13 Februari 2020.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×