Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kenaikan angka pengangguran mingguan di Negeri Paman Sam jadi pemicu rebound terbatas yang didulang harga si kuning emas jelang penutupan akhir pekan ini. Mengutip Bloomberg, Jumat (23/12) pukul 18.36 WIB harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange merangkak naik 0,19% di level US$ 1.132,80 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Dilaporkan klaim penganguran AS minggu lalu bertambah menjadi 275.000 dari sebelumnya hanya 254.000 orang. Ini merupakan pertambahan pengangguran tertinggi dalam enam bulan terakhir. Jelang Libur Natal, data ini cukup memberikan tekanan pada USD yang juga sudah terpapar koreksi teknikal akibat aksi profit taking demi mendulang untung.
Meski demikian, emas memang nyaris minim dukungan positif untuk mampu merangkak naik signifikan. “Emas akan tetap dalam tekanan turun setidaknya untuk jangka pendek ini. Karena secara tren besarnya pasar masih menaruh harapan besar akan perbaikan ekonomi di AS tahun depan,” kata Helen Lau, Analyst Argonaut Securities seperti dikutip dari Bloomberg.
Tekanan datang dari penurunan aset kepemilikan emas di Exchange Traded Funds yang hingga Kamis (22/12) kemarin sudah memasuki hari ke-30 secara beruntun. Ini merupakan penurunan terpanjang sejak 2004 lalu. Dan level asetnya sudah menyentuh level terendah sejak Mei 2016.
Apalagi dilaporkan pertumbuhan ekonomi AS kuartal tiga 2016 naik dari 3,2% menjadi 3,5%. Maka posisi emas semakin tersudut sebab ini menegaskan peluang The Fed menaikkan suku bunga tiga kali di tahun 2017 terbuka lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
