Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menjelang tutup tahun, PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) masih berupaya menggalang pendanaan dari pasar modal. Perseroan akan menerbitkan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 6,27 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 100. Harga pelaksanaan rights issue itu sebesar Rp 117 per saham. Sehingga, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 733,82 miliar.
Rasio konversi penawaran umum terbatas ini sebesar 1 banding 4. Artinya, setiap satu saham lama berhak atas empat HMETD, dan 1 HMETD berhak membeli satu saham baru seri B.
Namun, dilusi kepemilikan dari aksi korporasi ini cukup besar mencapai 80%. Jika tak terserap, induk ARTI, yakni PT Ratu Prabu akan bertindak sebagai pembeli siaga yang tidak diambil oleh pemegang saham.
Dari dana hasil rights issue itu rencananya akan digunakan untuk membeli dua jenis unit rig yang dimiliki afiliasinya, PT Ratu Prabu Investindo. Selain itu, perseroan juga akan membeli sebidang tanah yang dimiliki Derek Prabu Maras.
Manajemen ARTI dalam keterbukaan informasi, Selasa (23/12) mengatakan, perseroan melalui entitas anaknya, PT Lekom Maras bakal membeli satu unit rig 460 K snubbing unit dengan kapasitas 460.000 Lbs, dan satu unit Rig 340 K dengan kapasitas 340.000 Lbs. Harga kedua unit tersebut mencapai Rp 145 miliar.
Sementara investasi yang dibutuhkan untuk membeli tanah, mencapai Rp 235 miliar. ARTI juga akan menggunakan dana rights issue untuk mengembangkan proyek Ratu Prabu 3 residences. "Proyek tersebut bernilai Rp 353,82 miliar," ujar manajemen ARTI.
Saham yang masih dalam portepel akan diterbitkan dalam penawaran umum terbatas menjadi saham seri B dengan nilai nominal Rp 100. Dus, setelah aksi korporasi ini, ARTI tidak memiliki lagi saham seri A dalam portepel dengan nilai nominal Rp 500.
Nah, jika dalam penawaran umum ini seluruh pemegang saham tidak melaksanakan haknya, maka struktur pemegang saham ARTI akan berubah.
Ratu Prabu yang tadinya memiliki 81,09% saham akan mengempit 96,22%, Sementara kepemilikan Burhanuddin Bur Maras yang tadinya 1,45% turun menjadi 0,29%, Derek Prabu Maras dari 0,17% menjadi 0,03% dan saham masyarakat turun dari 17,28% menjadi 3,46%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News