kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rating bagus bisa memoles obligasi SMF


Selasa, 15 Maret 2016 / 16:48 WIB
Rating bagus bisa memoles obligasi SMF


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Obligasi berkelanjutan Sarana Multigriya Financial (SMF) III tahap IV diprediksi memiliki prospek menarik di pasar sekunder.

Seperti diketahui, SMF baru saja mencatatkan Obligasi Berkelanjutan SMF III tahap IV senilai Rp 630 miliar di Bursa Efek Indonesia. Surat utang ini terbagi dua seri. Seri A senilai 330 miliar dengan kupon 8,6% dan bertenor setahun. Lalu, seri B senilai Rp 300 miliar dengan kupon tetap 9,125% per tahun dengan tenor tiga tahun.

Analis PT Asanusa Asset Management Akuntino Madhany menyebut, surat utang senilai Rp 630 miliar tersebut mengantongi peringkat tinggi yaitu level AA+. "Kupon yang dibagikan juga lumayan bagus dengan spread sekitar 180 hingga 200 basis poin dibandingkan dengan yield SUN (surat utang negara) bertenor sama," paparnya, Selasa (15/3).

Di sisi lain, SMF sebagai perusahaan pembiayaan di sektor properti juga diprediksi tumbuh pada tahun ini. Penopangnya, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate di awal tahun ke level 7%. Dengan kecenderungan bunga yang lebih rendah, kata Akuntino, properti diperkirakan akan lebih baik. "Sebab, dua tahun ini sektor properti cukup tertekan," katanya.

Namun, instrumen ini diprediksi tidak likuid di pasar sekunder. Profil investor obligasi korporasi yang menggenggam hingga jatuh tempo mengakibatkan minimnya pergerakan harga. Sehingga, potensi kenaikan maupun penurunan harga mungkin tidak secepat SUN.

Akuntino memperkirakan, penerbitan obligasi korporasi akan ramai tahun ini akibat rendahnya biaya dana atau cost of fund. Pasalnya, tren penurunan yield SUN di pasar sekunder ikut mendorong semakin tipisnya kupon obligasi korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×