Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Reksadana campuran sampai dengan tanggal 21 Juli rata-rata telah memberikan return sebesar 10,72%. Return yang dihasilkan oleh reksadana campuran ini memang jauh lebih rendah dari reksadana saham yang sebesar 11,52%.
Imbal hasil yang didapat memang tidak jauh beda dengan reksadana saham. Maklum rata-rata reksadana campuran ini diinvestasikan pada saham. Reksadana Keraton misalnya dari awal tahun sampai tanggal 21 Juli mampu mendapatkan imbal hasil sebesar 21,61%. Di mana 84% saham, 16% di pasar uang dan tidak ada yang di obligasi.
Reksadana campuran yang mempunyai kinerja bagus di tahun ini paling banyak berinvestasi di saham. Eadbert Suryajaya, analis Infovesta Utama menjelaskan kalau rata-rata reksadana campuran tidak menggunakan pola pemindahan portofolio dengan flexible. Padahal seharusnya reksadana campuran dipilih untuk melakukan alokasi aktif pada dua portofolio saham dan obligasi.
Jadi ketika ekonomi mulai membaik dan harga saham mulai naik, harusnya manajer investasi mengalokasikan lebih banyak pada saham. Sebaliknya ketika ekonomi melemah, yang harus dilakukan adalah memperbanyak di obligasi. Karena biasanya yield obligasi akan cenderung naik.
Ke depan menurut Eadbert, reksadana campuran masih akan mencetak kinerja yang positif. Namun tidak akan sebesar dari peningkatan kinerja dari reksadana saham. "Reksadana campuran mungkin hanya akan memberikan return tambahan 4%-5% sampai akhir tahun," ujar dia.
Reksadana campuran memberikan return yang lebih kecil lantaran masih memasukkan unsur obligasi. Sehingga hasil yang diperoleh pun tidak sebagus dari reksadana saham. "Reksadana campuran ini paling cocok diinvestasikan dengan jangka waktu 3-5 tahun," terang Eadbert.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News