Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memiliki risiko yang lebih rendah dari reksadana saham, kinerja reksadana campuran terbukti berhasil lebih cepat membukukan pertumbuhan kinerja saat pasar modal masih dalam tren koreksi.
Mengutip data Infovesta Utama, Rabu (23/12), rata-rata kinerja reksadana campuran yang tercermin dalam Infovesta Balanced Fund Index catatkan pertumbuhan kinerja 0,13% dalam satu tahun terakhir. Sementara, rata-rata kinerja reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index masih minus 9,95% di periode yang sama.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana campuran bisa cepat pulih karena disokong pasar obligasi. Sepanjang tahun ini harga obligasi cenderung menguat karena suku bunga acuan menurun sebanyak lima kali. "Tahun ini sangat terlihat reksadana campuran bisa kembali positif saat reksadana saham masih negatif jadi memang risiko reksadana campuran terbukti lebih rendah," kata Wawan.
Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan kinerja reksadana campuran yang unggul juga tersokong oleh indeks harga saham gabungan yang sempat rebound di November hingga awal Desember lalu. "Mayoritas reksadana campuran di Indonesia itu agresif karena lebih banyak memiliki porsi saham, sehingga IHSG rebound beri dampak signifikan," kata Rudiyanto. Aset obligasi juga sangat menolong karena rata-rata kinerja obligasi naik 8%-9% di sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Ini pilihan investasi yang menarik di tahun 2021 menurut Commonwealth Bank
Salah satu reksadana campuran yang berkinerja unggul adalah Panin Dana Syariah Berimbang yang berhasil tumbuh 21,95% dalam satu tahun terakhir. Rudiyanto mengatakan di awal tahun dia mengubah strategi pengelolaan portofolio dari porsi 50% di saham menjadi kurang dari 20% di saham.
"Strategi kami ubah jadi lebih konservatif, kebetulan harga obligasi tahun ini naik dan saham yang kami pilih juga naik tinggi," kata Rudiyanto. Dalam memilih saham, Rudiyanto fokus pada saham yang tetap positif kinerja keuangannya meski pandemi menyerang.
Memiliki strategi yang berbeda, reksadana SAM Mutiara Nusa Campuran juga berkinerja unggul dengan tumbuh 69,92% dalam satu tahun terakhir. Agus B. Yanuar, Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen (SAM) mengatakan di awal tahun strategi reksadana ini hanya menempatkan aset 5% di saham.
Baca Juga: Tahun 2021 akan menjadi tahun investasi saham
Namun, sejalan dengan pasar modal yang mulai membaik, bobot saham ditambah jadi sekitar 70% dan sisanya di pasar uang. "Kami fokus pada sektor yang memiliki potensi pemulihan kinerja lebih cepat, kondisi keuangannya kuat serta likuid," kata Agus.
Rudiyanto mengatakan reksadana campuran cocok dimiliki oleh investor moderat yang tidak nyaman masuk ke reksadana saham tetapi juga menilai pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap terlalu lambat.
Meski jelang tutup tahun IHSG terkoreksi, Rudiyanto optimistis euforia investor lokal yang ingin masuk ke pasar modal akan tetap besar. "Saat ini berita negatif memang dipakai investor untuk melakukan profit taking," kata Rudiyanto. Tetapi investor lokal akan siap serok bawah penurunan IHSG. Rudiyanto memproyeksikan di 2021 IHSG berada di level 6.700.
Baca Juga: Sambut 2021 investor perlu mencermati sejumlah faktor ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News