kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramayana (RALS) Mengincar Pertumbuhan Kinerja Seperti Sebelum Pandemi Covid-19


Kamis, 25 Agustus 2022 / 21:21 WIB
Ramayana (RALS) Mengincar Pertumbuhan Kinerja Seperti Sebelum Pandemi Covid-19


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) punya dua target pertumbuhan kinerja di akhir 2022, yakni kembali mencapai kinerja di masa pra-pandemi dan tumbuh 20% dibanding 2021. 

Pada 2019, RALS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,59 triliun. Di tahun tersebut, Ramayana berhasil mengantongi laba bersih jumlah Rp 647,89 miliar.

Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division Ramayana Alexander A. Tumbel menyebutkan, pihaknya ingin kembali mengejar kinerja seperti sebelum pandemi. 

Baca Juga: Catat Kinerja Positif, Ini Rekomendasi Saham Emiten Ritel Jagoan Analis

"Untuk 2020 dan 2021 itu tidak kami jadikan acuan. Kami ingin kembali ke acuan sebelum pandemi atau 2019," kata dia dalam konferensi pers kerja sama Kredivo dan Ramayana secara virtual, Kamis (25/8). 

Adapun pada 2020, emiten retail ini meraup pendapatan sebesar Rp 2,57 triliun. Dari sisi bottom line, RALS mencatatkan rugi bersih Rp 138,87 miliar. 

Kemudian di 2021 Ramayana berhasil meraup pendapatan senilai Rp 2,59 triliun atau naik tipis 2,56%. Tahun lalu, RALS mampu kembali mengantongi laba Rp 170,76 miliar. 

"Dari 2021 ke 2022 kami targetkan tumbuh 20%, tapi balik lagi ini bukan hasil yang kami inginkan. Kami minimal setara dengan 2019,” ucap Alexander. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Positif, Analis Rekomendasikan Beli MAPI hingga RALS

Pada kesempatan yang sama, RALS mengumumkan kerja sama dengan Kredivo untuk menggunakan pembayaran paylater pada 101 gerai Ramayana. Lewat kerja sama ini, perseroan membidik meningkatkan kontribusi pembayaran melalui digital sekitar 5%.

Alexander menjabarkan kontribusi pembayaran yang menggunakan semacam e-wallet ini baru di bawah 1%. “Tentu ini perlu kerja keras, mungkin di 2023 bisa naik lebih dari 5%,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×