Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Beberapa perusahaan yang berada dalam payung bisnis grup MNC agaknya bakal rajin melakukan aksi korporasi di kuartal kedua tahun ini.
Salah satunya, PT MNC Investama Tbk (BHIT) yang berniat melebarkan bisnisnya di bidang properti dan industri keuangan. Hal ini karena bisnis media yang dikembangkan selama ini PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun di tahun 2013.
Sementara, manajemen perusahaan BHIT melihat, bisnis properti dan keuangan MNC masih memiliki potensi yang cukup menjanjikan.
Adapun, di bisnis keuangan, anak usahanya PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) berencana menggelar rights issue di pertengahan tahun, untuk memperbesar kepemilikannya di PT ICB Bumiputera Tbk (BABP).
Nilai dari kebutuhan dana segar itu diperkirakan bisa mencapai Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Sementara, BABP direncanakan akan menggelar rights issue untuk memperoleh Rp 800 miliar untuk meningkatkan rasio kecukupan modal.
Dari rencana itu, grup MNC juga mengumumkan akan menggelar Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement pada dua anak usahanya PT Global Mediacom Tbk (BHIT) dan PT MNC Land Tbk (KPIG).
BHIT akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 140,52 juta saham d atau sebesar 1% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 lalu.
Sementara, KPIG sebanyak-banyaknya 503,55 juta saham, atau setara 7,8% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan per 31 Maret 2014.
Meskipun banyak melakukan aksi korporasi, Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia mencermati, investor saat ini lebih berhati-hati dengan aksi perusahaan di bawah kendali Hary Tanoesoedibjo itu.
"Pemodal mulai menghindari saham-saham grup HT," ujarnya. Salah satu sentimennya, dipengaruhi dengan masuknya HT ke dalam pencalonan cawapres dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). "Mereka takut kejadian yang dialami grup Bakrie dapat terulang di emiten grup MNC," tambahnya.
Sementara itu, William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, masih ada beberapa aksi korporasi anak usaha MNC yang menarik. Misalnya, BMTR yang melakukan private placement.
"Jika harga yang dibeli bisa di atas rata-rata sekarang, meski private placement, harga akan terdongkrak naik nantinya," tambahnya. Sementara, jika dilihat dari likuiditas saham, KPIG tak terlalu menarik, karena pergerakan harga saham KPIG tak begitu likuid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News